MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK UNTUK BERFIKIR KRITIS DENGAN MEMBUAT PELAJARAN LEBIH MENYENANGKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING)
- PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan  proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum yang saat ini diberlakukan di Indonesia salah satunya adalah kurikulum  2013.  Dijelaskan dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum  2013  dikembangkan  berbasis pada   kompetensi   sangat   diperlukan   sebagai instrumen   untuk   mengarahkan   peserta   didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif  menjawab  tantangan  zaman  yang  selalu berubah;  (2)  manusia  terdidik  yang  beriman  dan bertakwa   kepada   Tuhan   Yang   Maha   Esa, berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif, mandiri;  dan  (3)warga  negara  yang  demokratis, bertanggung jawab. Pembelajaran  tematik  di  Sekolah  Dasar bertujuan   untuk   memperbaiki  dan  meningkatkan kualitas  pendidikan.  Pembelajaran  tematik  terpadu merupakan  suatu  pendekatan  pembelajaran  yang menggunakan  sebuah  tema  untuk  memadukan beberapa  konsep  atau  materi  pelajaran  yang dipelajari  secara  holistik.  Kajian  holistik  artinya mengkaji  suatu  peristiwa  atau  fenomena  dari berbagai  bidang  studi  sekaligus  untuk  memahami fenomena  tersebut  dari  berbagai  sisi. Â
Menurut Rerung, dkk (2017). Pembelajaran  tematik  merupakan salah  satu  model  dalam  pembelajaran  terpadu (integrated  instruction)  yang  merupakan  suatu sistem  pembelajaran  yang  memungkinkan  siswa, baik  secara  individual  maupun  kelompok,  aktif menggali  dan  menemukan  konsep  serta  prinsip-prinsip  keilmuan  secara  holistik,  bermakna,  dan autentik. sebuah tema atau topik. Dalam proses pembelajarannya, pembelajaran  tematik  menggunakan  pendekatan saintifik.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk  memberikan pemahaman   kepada   siswa   dalam   mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan  ilmiah.  Oleh  karena  itu,  kondisi pembelajaran  yang  diharapkan  tercipta  diarahkan untuk  mendorong  siswa  dalam  mencari  tahu  dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Rahayu, dkk (2018).  menyatakan salah satu masalah   dalam   pembelajaran   di   SD   adalah kurangnya   pemahaman   guru   terhadap   model pembelajaran  yang  tepat  dan  bervariasi  yang diterapkan dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan   pembelajaran   kurang   menarik, materi kurang dipahami peserta didik, hasil belajar rendah,  dan  tidak  bermakna  bagi  peserta didik.Masalah  umum  lainnya  termasuk  pendekatan pembelajaran  yang  digunakan  dalam  kurikulum, sistem  evaluasi  hasil  belajar  siswa,  dan  pelatihan guru  untuk  kurikulum. Menelaahdari permasalahan siswa yang  belum menunjukkan aktivitas dalam belajar, dan sulit dalam memahami materi dan konsep pembelajaran, maka hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa dan siswa cenderung pasif. Banyak cara yang digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya diperlukan berbagai macam variasi yang digunakan guru dalam mengajar.Menerapkan model-model pembelajaran yang tepat.dapat digunakan guru. Salah satunya adalah pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL). Fakhriyah, (2022) dalam penelitiannya tentang Upaya Meningkatkan hasil belajar melalui model Problem  Based learning  ( PBL) berbantuan Audio Visual pada siswa kelas 5 SD dengan hasil penelitian Problem Based Learning (PBL) merupakan model yang efektif untuk pengajaran proses berpikir, pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka. Dengan Problem Based Learning (PBL) siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
PEMBAHASAN
Latar Belakang
Yang menjadi latar belakang dari PPL siklus 1 dan 2 ini yaitu:
Guru jarang menerapkan model pembelajaran yang inovatif
- Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran.
- Pembelajaran masih berpusat pada pendidik.
- Peserta didik kesulitan dalam memahami materi.
Untuk itu dari latar belakang masalah yang penulis hadapi di atas maka penulis merasakan praktik ini penting dibagikan karena pendidik merupakan tokoh yang memiliki jasa besar dalam dunia pendidikkan terkhusus dalam menyampaikan pembelajaran dengan baik. Memerlukan model pembelajaran yang inovatif, metode pembelajaran yang berpariasi, dan media yang menarik. Setiyaningrum, M. (2018) Berdasarkan  praktik yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning(PBL),metode pembelajaran Tanya jawab, pengamatan, penugasan dan diskusi serta menggunakan mediapower point dan ppt.Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi penulis sendiri dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif serta diharapkan bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi rekan-rekan pendidik yang mengalami masalah yang sama dengan yang saya temukan di sekolah tempat saya mengajar.
- Tantangan untuk mencapai tujuan
Namun tidak sedikit pula penulis mendapatkan tantangan dalam melaksanakan kegiatan praktik pengalaman lapangan seperti :
- Peserta didik masih sendiri-sendiri dalam berdiskusi  karena belum terbiasa menggunakan metode diskusi untuk menyelesaikan masalah
- Peserta didik masih ragu-ragu dalam bertanya dan berpendapat
- Pendidik belum terbiasa menggunakan pembelajaran yang berpariasi
Adapun yang terlibat dalam melaksanakan PPL siklus 1 dan 2 ini adalah Dosen dan guru pamong, Pendidik, Peserta didik dan Rekan-rekan guru.
- Langkah-Langkah Yang Dilakukan Untuk Menghadapi Tantangan
- Menentukan pendekatan saintifik, TPACK dan model pembelajaran yang inovatif seperti PBL dengan metode yang bervariasi (ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, presentasi)
- Pada saat mengerjakan LKPD di dalam kelompok masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi. sebaiknya guru harus lebih intens lagi dalam membimbing siswa yang belum memahami tugas yang akan dilakukan, agar siswa yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat berperan aktif di kelompoknya.
- Melaksanakan pembelajaran dengan bantuan dari rekan sejawat sebagai observer, melakukan survei kepada peserta didik dan melakukan dengan maksud dapat memberikan umpan balik dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pendidik  mempersiapkan sarana dan prasarana, menerapkan model pembelajaran yang inovatif (PBL, discovery learning), Dalam menerapkan model pembelajaran guru melakukan pembelajaran sesuai sintak-sintak pembelajaran, pendidik sangat antusias dan semangat. pendidik tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi lebih bervariatif (tanya jawab, diskusi, penugasan dan presentasi) sehingga peserta didik terlibat aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Serta penggunaan media yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Untuk meningkatkan keaktifan, motivasi serta hasil belajar peserta didik kelas V menggunakan media LCD Proyektor dalam penyampaian video pembelajaran, slide PPT yang terkait dengan materi pembelajaran, gambar-gambar yang menarik dan jelas. Dengan demikian proses belajar mengajar terpusat pada peserta didik, peserta didik menjadi aktif, motivasi dan hasil belajar peserta didik meningkat.
d. Dampak Dari Aksi Terhadap Langkah-Langkah Yang Dilakukan
Janista (2021). Â Setelah diterapkan model pembelajaran yang inovatif (PBL) serta metode yang bervariatif ( tanya jawab, diskusi, penugasan, presentasi) dan media yang menarik (PPT, video, media konkrit) dibandingkan dengan ppl-1, maka peserta didik mengalami perubahan cara belajar, mereka lebih bersemangat dan semakin aktif dalam pembelajaran. Peserta didik juga semakin terampil dalam diskusi dan berbicara pada tahap presentasi kelompok di depan kelas.Peserta didik juga menyampaikan respon positif ketika diberikan pertanyaan. Dan hasil belajar siswa meningkat dibuktikan dengan hasil evaluasi di akhir pembelajaran nilai rata-rata siswa sudah mencapai nilai KKM. Hasil dari kegiatan yang dilakukan sangat efektif karena dapat meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa kelas V, sebagian besar siswa rata rata sudah mencapai KKM.
Respon Siswa Terkait Strategi Yang Dilakukan
- Respon dari peserta didik sangat senang dengan pembelajaran ini terbukti pada saat
- refleksi akhir pembelajaran
- Suasana belajar mengajar di kelas menjadi lebih menyenangkan karena peserta didik aktif dan sangat antusias dalam belajar apalagi ketika disuruh belajar berkelompok untuk berdiskusi bersama,dan mempresentasikan hasil diskusinya mereka saling bersaing untuk lebih dulu tampil
Terlihat pada grafik di atas bahwa pada PPL siklus 1 peserta didik masih mendapatkan nilai paling tinggi adalah 80 dan masih ada sekitar 22% Â , namun pada PPL 2 peserta didik sudah mencapai nilai tertinggi yaitu 95 dan semua sudah melebihi KKM. Yang Menjadi Faktor Keberhasilan Dari Strategi Yang Dilakukan Penguasaan guru dalam menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah dibuat. Dan Berusaha melaksanakan semaksimal mungkin apa yang telah direncanakan.
KESIMPULAN
Penggunaan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA kelas V semester II SD 35 Tandi. Hal ini terlihat pada perolehan skor pada penggunaan langkah PBL oleh penulis, prosentase keterampilan proses IPA yang telah dikuasai oleh siswa, serta prosentase siswa yang telah mencapai ketuntasan. Skor perolehan dari hasil penggunaan langkah PBL oleh penulis telah mengalami peningkatan.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Rerung, N., Sinon, I. L., & Widyaningsih, S. W. (2017). Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA pada materi usaha dan energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 47-55.
Rahayu, G. D. S., & Firmansyah, D. (2018). Pengembangan pembelajaran inovatif berbasis pendampingan bagi guru sekolah dasar. Abdimas Siliwangi, 1(1), 17-25.
Fakhriyah, F., Masfuah, S., & Hilyana, F. S. (2022). TPACK dalam Pembelajaran IPA. Penerbit NEM.
Janista Windi Mareti & Agnes Herlina Dwi Hadiyanti. (2021). Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar.
Jurnal Elementaria Edukasia. 4 (1).
Setiyaningrum, M. (2018). Peningkatan hasil belajar menggunakan model problem based
learning (PBL) pada siswa kelas 5 SD. Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(JARTIKA), 1(2), 99-108.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H