Peringatan Hari Lahir Pancasila Kamis, 1 Juni 2023 benar-benar merupakan hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia, demikian pula yang terjadi di Kabupaten Manggarai, NTT.Â
Pada hari ini, semua guru dan peserta didik di setiap sekolah di Kabupaten Manggarai melaksanakan Upacara Bendera memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2023 dengan mengenakan busana adat Manggarai sebagaimana diamanatkan dalam Surat Bupati Manggarai Nomor : 005/BU/98/V/2023, tanggal 29 Mei 2023 agar menggunakan busana adat dalam Apel peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023.
SDN Sama Jaya, salah satu sekolah di Kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai, merayakan Hari Lahir Pancasila kali ini secara berbeda. Sekolah yang terletak agak di pelosok kecamatan Ruteng sekitar 25 km dari Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai  ini merayakan Hari Lahir Pancasila sekaligus sebagai puncak perayaan Bulan Merdeka Belajar. Perayaan Harlah Pancasila kali ini sungguh hikmad dan meriah.Â
Para guru dan peserta didik berbusana adat Manggarai lengkap. Saya sangat kagum, di sekolah yang di anggap terpencil dan jauh dari pergaulan masyarakat karena letaknya yang berada di sekitar tebing sungai besar Wae Racang dan agak sulit terjangkau karena jalannya terkenal curam dan diselimuti hutan sepanjang jalan ini ternyata mampu membuat perayaan Hari Lahir Pancasila secara meriah yang membuat decak kagum bagi semua orang yang menyaksikannya.Â
Untuk diketahui, selama bulan Mei 2023 yang lalu, sekolah ini merayakan Bulan Merdeka Belajar. Stefanus Agming, S.Pd.Gr., Kepala Sekolah  yang baru dilantik 1 April 2023 yang lalu, langsung melakukan pembenahan secara besar-besaran dan membuat gebrakan besar di sekolah ini dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan peran guru, peserta didik, komite sekolah serta orangtua murid serta tokoh masyarakat.Â
Kepala sekolah dari Program Guru Penggerak angkatan tiga dan sudah lulus menjadi Pengajar Praktik Guru Penggerak ini sukses membuat sekolah ini menjadi pusat perhatian masyarakat sekitar.Â
Sejak menjadi kepala sekolah di sekolah ini, Beliau mampu berkolaborasi dengan baik dengan para guru, murid, dan orangtua murid sehingga mereka semua bisa terlibat dalam berbagai kegiatan yang dicanangkan sekolah.
 Bersama orangtua murid mereka membuat kebun gizi sekolah yang tanahnya dikasih pinjam pakai oleh salah seorang tokoh masyarakat. Sekarang tanah tersebut mereka tanami sawi dan tanaman lain untuk kebutuhan gizi sekolah.Â
Sebelumnya sekolah ini sangat minim fasilitas sehingga kegiatan sekolah tidak berjalan semestinya. Sekolah ini memiliki murid sangat sedikit yaitu 94 orang dengan enam orang guru ditambah kepala sekolah.