Mohon tunggu...
Pendidikan

Politik yang Lebih Baik

30 November 2018   22:04 Diperbarui: 30 November 2018   22:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun 2019 mungkin akan menjadi tahun yang ditunggu tunggu oleh para politikus dan pejabat negeri ini, seperti yang kita tau akan ada pemilihan umum. Saat kita mendengar mengenai pemilihan umum pasti tidak lagi asing saat kita akan mendengar mengenai money politic atau politik uang. Peristiwa ini bagiakan budaya yang terus di lakukan dan tidak ada habisnya. Selain itu kita mulai banyak mendengar beberapa perpecahan diantara kita. Perpecahan ini tak lain karena perbedaan pendapat.

Ideologi Negara kita adalah Pancasila, dan seperti yang kita tau sila ke empat Pancasila adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila ke 4 ini mengandung unsur demokrasi, dimana rakyat lah yang diutamakan, selain itu sila ini juga memiliki arti bahwa kita harus membuat keputusan secara musyawarah dan tidak mendahulukan kepentingan pribadi serta menghormati keputusan yang ada dengan menaatinya.

Seperti yang sudah saya katakan di atas, bahwa politik uang bukan lagi suatu hal yang tidak biasa. Sering sekali kita temui para calon pemimpin membagi bagikan uang , sembako , voucher diskon dll. Selain para calon, sering pula para kader pendukung atau anggota parpol pendukunglah yang membagikan "barang-barang" tersebut. Tentunya hal ini melanggar peraturan dalam berkampanye yang ada dalam undang undang. Meskipun sudah ada aturannya tetap saja banyak yang melanggar aturan ini.

Tindakan ini tentunya bertentangan dengan pancasila sila ke 4 karena seperti yang saya katakan di atas kita harus menjunjung nilai demokrasi dan menghormati hasil musyawarah. Dengan melakukan politik uang, bagaimana calom pemimpin itu bisa memimpin rakyat dengan benar apabila dia sendiri sudah merusak nilai demokrasi, dan menggunakan cara yang salah untuk mencapai tujuan. Lalu tindakan ini sama saja melanggar keputusan yang sudah di setujui yaitu UU mengenai aturan berkampanye. Akar dari permasalahan ini adalah kurangnya kesadaran pelaku mengenai nilai nilai Pancasila dan kurangnya kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat. Solusinya adalah dengan memberikan kesadaran yang lebih mengenai nilai nilai Pancasila khususnya sila ke 4, selain itu juga meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan rakyat. Rakyat yang cerdas dan sejahtera tentunya tidak akan menerima tawaran politik uang dari para pelaku.

Selain politik uang, perpecahan diantara kita juga sering kita jumpai. Akhir-akhir ini, perpecahan seperti ini sering muncul di media sosial. Hal ini tentunya karena sekarang teknologi sudah berkembang. Akar permasalahn ini adalah perbedaan pendapat mengenai kubu politik. Ada yang menjadi pendukung pemerintah ada pula yang menjadi oposisi. Kedua hal ini sebenarnya sangat wajar terjadi di dalam dunia politik, tetapi yang harus diperbaiki adalah cara dalam menunjukan dukungan.

Mendukung suatu sisi atau kubu harus dilakukan dengan baik dan wajar. Sebagai pendukung, kita tidak boleh menjelek-jelekan kubu lain agar kubu kita semakin baik. Namun, hal ini lah yang sering terjadi di realita kehidupan kita jaman sekarang ini. Banyak sekali hoax yang muncul, khususnya di sosial media. Hoax inilah yang menjadi bahan pemecah belah bangsa. Meskipun sudah ada UU mengenai hoax tetapi banyak orang tetap menyebarkan bahkan membuat hal semacam itu. Selain hoax, hal lain yang dapat memecah bangsa adalah ujaran kebencian. Banyak orang memberikan pendapat di sosial media untuk menjelek-jelekan lawan dan membat ujaran kebencian.

Sebagai masyarakat, kita harus tetap ingat akan Pancasila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Perbedaan pandangan, khususnya dalam dunia politik merupakan hal yang wajar terjadi di manapun itu. Apalagi di Indonesia, Negara yang memiliki banyak perbedaan budaya, ras, suku dan agama. Perbedaan pandangan politik seharusnya tidak dijadikan masalah. Kita harus selalu ingat mengenai persatuan diantara kita.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Sebagai anggota masyarakat, kita harus selalu menjunjung tinggi persatuan. Harus ditanamkan di pikiran kita, bahwa perbedaan itu bukan suatu masalah bahkan menjadi bahan perpecahan, justru sebaliknya. Beda bukan berarti pecah. Sama halnya dengan tolerasi antar agama maupun antar suku dan ras, perbedaan politik juga harus kita hargai. Mendukung salah satu kubu boleh tetapi jangan sampai merugikan kubu lain dengan cara yang tidak baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun