Penulis dan rekan-rekan guru serta tenaga kependidikan yang telah mendedikasikan diri dalam dunia pendidikan sekiranya momen memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024 merefleksi diri dengan memaknai filosofi lokal Manggarai ‘Toing agu Titong le Toming’.
Jadi, untuk mengembalikan hakaket pendidikan pada satuan pendidikan masing-masing agar kemerdekaan belajar, kemerdekaan mengajar benar-benar diwujudnyatakan.
Penulis menyakini bahwa ungkapan ‘Toing, Titong, Toming’ selaras dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewanatara yang meletakkan dasar proses pendidikan dengan ungkapan ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani dapat dimaknai dalam ungkapan lain sebagai kearifan lokal (Manggarai) “Toing agu Titong le Toming”.
Filosofi ini dapat dijadikan pedoman maupun refleksi kritis, bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tentu ini sangatlah beralasan, bahwa filosofi ungkapan toing, titong dan toming selaras filosofi pemikiran Ki Hajar Dewanatara ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Guru menjadi penuntun, memberikan dorongan dan teladan bagi muridnya. Selain itu, selaras dengan program pemerintah (Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi) yang telah meluncurkan program Merdeka Belajar.
Pada momen Hardiknas 2024 begitu besar harapan dari pemerintah untuk tetap terus begerak dalam melanjutkan Merdeka Belajar.
Oleh karenanya refleksi sederhana ini memberikan spirit dan arah untuk terwujudnya Merdeka Belajar, tentu juga bagi pendidik akan menikmati kemerdekaan dalam mengajar.
Kepada rekan guru dan kepala sekolah yang telah menempuh program pendidikan guru penggerak dan sekolah penggerak telah tergerak serta menimba banyak pemahaman dari filosofi Ki Hajar Dewantara agar menjiwai setiap tugas pengabdiannya sembari berharap untuk terus bergerak dan saling menggerakkan melalui kolaborasi dan berbagi di komunitas belajar di satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan.
Sehingga lahirlah pemimpin-pemimpin pembelajaran yang menggerakkan komunitas belajar di sekolah sebagai terobosan cemerlang dan tepat sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh peserta didik zaman sekarang yang memiliki kodrat alam dan kodrat zaman.