Lagi dan lagi pejabat sekelas menteri menjadi tersangka kasus tindak pidana korupsi, rabu 3 september KPK kembali menetapkan Jerowacik menteri ESDM (Energi Dan Sumber daya Mineral),dengan demikian sudah tercatat 3 menteri kabinet SBY yang menjadi tersangka Kasus Korupsi. Inilah Kado Pahit Buat SBY yang akan mengakhiri kepemimpinannya 20 Oktober mendatang,sungguh sebua ironi yang menyesakkan dada.
Kasus Jerowacik terakhir benar-benar merupakan pukulan beruntun bagi SBY setelah Andi Alfyan Malarangeng (MENPORA)dan Surya Darma Ali(MENAG) juga kepala BP MIGAS,Rudi Rubiandini yang terlebih dahulu menjadi pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi. Peristiwa ini menjadi sebuah ironibagi SBY yang selalu berteriak memiliki komitmen soal pemberantasan korupsi. Mengapa demikian?, Publik kemudian akan bertanya benarka SBY benar-benar punya komitmen untuk pemberantasan korupsi,ketika orang disekelilingnya satu persatu diciduk KPK,bagaimana proses seleksi kabinet serta pengawasan internal kabinet apakahberjalan atau tidak?, pada akhirnya janganla menyalakan publik jika beranggapan bahwa komitmen itu hanya lef service belaka. Jika komitmen itu dijalankan, sejak awal SBY seharusnya memilik standar tinggi dalam hal integritas moral untuk memilih Kabinetnya, pemerintahn SBY seharusnya memilik sistim yang bisa mengontrol pembantunya untuk bekerja secara propesional dan bertanggung jawab.Apa yang dilihat Publik hari ini adalah kebalikannya,oleh karena itu publik kemudian berpendapat” ini toh yang dicari partai untuk duduk dikabinet”? bahwa menjadi anggota kabinet merupakan sumber untuk mendanaibiaya operasional partai yang membutuhkan duit yang banyak.”Oh ini toh maksudnya menempatkan Jerowacik di kementerian ESDM” untuk mendanai Partai Demokrat yang butuh dana untuk 2014? Tolong jangan menyalahkan kami atas dugaan tersebut, Jangan sampai kami dijeratUU ITE dan pencemaran nama baik sepertiFlorence zsihombing. Karena ini hanya dugaan kami,yang sebenarnya mungkin mendekati kebenaran.
Semenjak KPK berdiri sudah ratusan pejabat tinggi negeri ini masuk bui,akan tetapi seperti tiada akan berakhir, kasus ini seperti pepatah” Mati satu tumbuh seribu”,satu koruptor masuk penjara ratusan bahkan ribuan yang melakukannya lagi, Korupsi ditana air sepertinya merupakan sebua kebudayaan dimana setiap orang sudah tidak meresa risih jika melakukannya bahkan ketika diperiksa di KPK mereka seoalah tidak punya beban moral,masih tersenyum,dadadan sebagainya.
Kasus Jerowacik bagi Publik spertinya sudah tidak mengejutkan lagi,yang sudah bosan mendengar pejabat tinggi yang dijerat karena Korupsi,pertanyaan mendasarnya adalah mengapa ini terus terjadi,tidak adakah cara menghentikan semua ini?, KPK sebagai lembaga anti korupsi sperti menyapu dedaunan pohon bambu yang tidak berhenti berguguran, disapu pagimuncul lagi soreh hari ,”capek deh” . Kasus Jero Wacik harus menjadi warning bagi presiden terpilih Jokowi JK,untukmemilih Kabinetnya, Jokowi harus mengunakan standar yang sangat tinggi terkait integritas moral untuk memilih Kabinetnya.Jokowi harus memiliki sitem dan mekanisme kontrol untuk memastikan Kabinetnya tidak melakukan tindakanyang memalukan seperti ini?.
Kasus Jerowacik sepertinya merupakan Kadoh Pahit yang harus diterima Pak SBY dalam mengakhiri 10 tahun kepemimpinannya. Salam damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H