Selain itu, hasil dari proses fotosintesis akan menghasilkan Oksigen yang dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup untuk menunjang kehidupanya. Ekosistem mangrove juga melindungi berbagai macam biota yang ada di dalamnya. Mulai dari biota kecil hingga biota besar bertempat dihutan mangrove.Â
Hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan tersebut yang paling mencolok yaitu terdapat Burung Kuntul Putih yang memiliki nama latin Egretta garzetta. Keberadaan Spesises itu Burung Kuntul Putih didaerah Bantul sudah mulai berkurang semenjak berkurangnya rapatan hutan di Pesisir Bantul. Hutan mangrove yang ada dipesisir pantai selatan menjadi salah satu harapan untuk burung ini berkembang dan menambah kembali populasinya.
      Jika mengacu pada data dari IUCN (International Union For Conservation of Nature) merilis status burung tersebut pada kategori Least Concern. Pada status Least Concern merupakan status spesies dengan tingkat resiko yang rendah. Namun, data ini adalah data keseluruhan bukan data data di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan hal tersebut kita harus tetap berusaha untuk meningkatkan populasi dari burung tersebut. Burung Kuntul Putih dapat lestari kembali jika habitat dan makananya tercukupi dengan baik.
      Mengajak Peserta didik SMA berkegiatan di Mangrove mengajak anak-anak untuk peduli dengan lingkungan sekitar bibir pantai terkhusus Pantai Selatan Bantul. Dalam kegiatan di mangrove peserta didik juga diajak untuk mengamati kondisi sampah yang ada di lingkungan mangrove.Â
Berdasarkan pengamatan masih banyak sampah di sekitar mangrove. Sampah didominasi oleh sampah ranting pohon kering ataupun sampah organik seperti potongan kayu, keranjang. Selain itu sampah juga didominasi oleh sampah anorganik seperti plastik bekas makanan, plastik bekas perabotan rumah tangga dan potongan plastik dari produk-produk berbahan plastik lainya. Dari kegiatan ini diharapkan peserta didik peduli dengan masalah sampah.Â
Hal yang menjadi penderitaan masyarakat pesisir yaitu mereka menampung semua sampah yang dibuang oleh masyarakat di perkotaan. Terlebih kebiasaan membuang sampah di sungai memperparah kondisi pesisir pantai. Akibatnya pantai menjadi kotor tidak terawat dan berdampak pada pengunjung pantai yang cenderung semakin sepi.
      Pantai selatan di Daerah Bantul sudah mengalami abrasi yang cukup signifikan. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk memperlambat abrasi agar tidak semakin memburuk. Abrasi yang terus menurus terjadi akan mendorong bibir pantai semakin ke arah utara. Hal ini akan membuat daratan semakain berkurang.Â
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, abrasi akan membawa dampak negatif untuk sektor pariwisata di daerah tersebut karena apabila abrasi kondisi pariwisata akan menjadi tidak menarik pengunjung. Berdasarkan pemaparan manfaat dari hutan mangrove di atas, diharapkan dapat menyadarkan peserta didik dan masyarakat luas untuk mulai mencanangkan membuat mangrove yang lebih luas lagi di pantai selatan daerah Bantul.Â
Sebagai pendidik di sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan harus lebih digiatkan lagi. Pada masa ini kita sedang mengalami krisis lingkungan. Oleh karena itu dari artikel ini diharapkan dapat membuka mata kita untuk mulai aksi nyata agar melestarikan dan meningkatkan populasi rapatan dari hutan mangrove yang ada di pantai selatan. Isu lingkungan tidak dapat diatasi hanya oleh salah satu pihak saja.Â