Mohon tunggu...
Fransiskus Fernando Tarigan
Fransiskus Fernando Tarigan Mohon Tunggu... Administrasi - Anak ketiga dari tiga bersaudara

Always Enjoy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Politik dan Agama

10 Mei 2019   00:40 Diperbarui: 10 Mei 2019   01:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang istimewa dari Indonesia dibanding dengan negara- negara lain didunia. Tentu karna kebebasannya dalam hal memeluk agama bagi rakyatnya. Kebebasan itu menjadi hal yang menarik yang belum tentu bisa dirasakan oleh negara lain contohnya korea utara. Kita tahu semua tentang korea utara, yang disebut negara paling banyak aturan dan tertutup. Bersyukurlah kita yang terlahir di Indonesia ini.

Walaupun kita masih dalam negara yang berkembang, tapi saya percaya bahwa bukan tidak mungkin Indonesia bakal negara yang maju dan sebanding dengan negara - negara seperti USA , Japan, Rusia dan China.

Namun ada yang terasa aneh bagiku saat Agama dan Politik disatukan untuk tujuan tertentu. Jelas itu bukan hal yang salah memang. Tapi percayalah Indonesia bakalan lambat majunya kalau terlalu fanatik dengan Politik dan Agama. Apalagi kalau keduanya dicampur -adukkan.

Politik dan Agama itu hal yang sangat jauh berbeda, tidak bisa dikaitkan satu sama lain. Agama itu adalah kaitan hubungan kita dengan Tuhan, sedangkan politik adalah seni untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional.

Berbicara tentang politik maka pasti selalu ada hal - hal yang bertentangan dengan norma agama. Maka terlalu riskan bila dikatakan politik dan agama itu saling berkaitan. Contoh kecilnya saja, dalam agama kita mengenal kasih dan keiklasan serta kejujuran sementara dalam politik kita hanya mengenal pasti ada balas jasa, kepentingan golongan tertentu untuk golongan tertentu itu juga serta masih banyak lain sebagainya.

Kalau pun ada hal yang menyangkut kasih dan keiklasan serta kejujuran hanya untuk pencitraan saja. Ibarat perusahaan yang memberikan program CSR nya ke masyarakat untuk pencitraan saja. Kalau ditanya ikhlas pasti jawabnya ya ikhlas, ikhlas tapi munafik sebenarnya karena dilakukan hanya untuk mematuhi peraturan perundangan saja yang berlaku di Indonesia "Ikhlasnya tidak jujur".

Pun halnya sama dengan pada saat kampanye pilpres dan pileg kemarin yang sudah selesai diselenggarakan. Itu semua hanya proses pencitraan mereka untuk mendapat simpati dari masyarakat, apalagi yang membawa - bawa agama dalam kampanyenya. Walaupun itu semua tidak salah memang.

Namun saya percaya akan kehidupan yang semakin berkembang kearah yang lebih baik. Rakyat Indonesia akan sadar bahwa Agama dan Politik itu tidak bisa dikaitkan karna dalam politik selalu ada ketidakjujuran sementara agama mengajarkan kita untuk jujur bukan. 

Dalam politik tidak ada keikhlasan yang sungguh - sungguh itu semua harus ada harga yang dibayar, ada balas jasanya. Sedangkan di agama kita diajarkan untuk ikhlas dan tulus jika berbuat baik dan  melakukan sesuatu.

Kalau berpolitik ya berpolitiklah tanpa membawa agama, Kalau beragama ya beragamalah tanpa menyusupkan politik didalamnya. Yakinlah Indonesia akan berkembang lebih baik tanpa ada embel - embel provokasi antara Politik dan Agama yang sering jadi senjata untuk kekuasaan dari orang - orang maupun golongan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun