Hanyalah bayang - bayang dalam ingatan.Â
Kala itu, adu rayu menatap mata berceritera tentang kamu.
Kisah kita di alamatkan pada putih dan abunya bangku sekolah.
Menemukan mu adalah pinta dari Sadar ku tuk mengagumi diri mu.
Sulit di pena alamatkan surat mu, sebab kau tetap tersenyum.
Kapan?..., dimana,..?
Jujur ku tak beralasan sebab cinta datang hanya sebait tutur.
Hanya tawa dan Senyum mu adalah  bekas yang pernah singgah namun sesaat tuk di rasa.
jangan pergi tetaplah disini, pinta ku pada waktu yang bergerak mencari detik.
Surat mu telah ku baca, dan pada akhirnya hanyalah ego yang memutuskan kita tuk berpisah.
jika kamu tahu bahwa pulang adalah cara ternyaman mohon tinggalkan jejak.
Sebab takdir hanyalah waktu yang menunggu kepulangan tanpa berucap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H