Mohon tunggu...
F. Hardiyomann
F. Hardiyomann Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah bagian dari cara membagikan pengetahuan

Buku adalah Jendela dunia maka perkayalah dirimu dengan membaca, Menulis menjadikan semua orang tahu bahwa berbagi pengetahuan itu indah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telaga Abadi

21 Februari 2022   08:38 Diperbarui: 21 Februari 2022   08:43 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya. ady.s

Telaga abadi ceritakanlah pada kami generasi mu.

Hilir ialah tandu bagi sekawanan parampok yang bersembunyi pada rawanya.

Ku temui kisah sejak lahir dari bumi tercinta ku Indonesia.

Bangunkan amarah yang tak usai di kata hina dari jeritan kaum mu jelata.

Ku tampakan Nyamuk - nyamuk penghisap harta benda, dan kekayaan bangsa.

Namun kotornya ibarat katak yang bersembunyi siap merampas hasil jatahnya dari dasar air telaga. 

Rantai makanan adalah Anugerah yang tak terfikir rakyat biasa.

Hukumlah pecundang - pecundang itu agar teriak kami puas hingga benam pada akhirat.

Nahkodanya mengarungi perahu kertas bukan kapal megah menjulang tinggi.

Sosoknya adalah jelma dari Dewa yang tak kasat mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun