Mohon tunggu...
Kopi Kenotan
Kopi Kenotan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Soroti Pembangunan Jembatan Waitete, Mahasiswa Diaspora Kenotan Pertanyakan Peran Pemerintah Desa

25 November 2024   15:09 Diperbarui: 25 November 2024   17:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pembangunan jembatan Waitete di Desa Kenotan & sumber: WhatsApp/kiriman langsung masyarakat. 

JAKARTA- Peran pemerintah Desa Kenotan, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, dalam beberapa hari belakangan ini menjadi sorotan masyarakat lantaran pembangunan akses jembatan Waitete yang dilakukan secara swadaya.

Jembatan Waitete yang merupakan salah satu akses untuk para petani mendistribusikan hasil komoditi, dibangun murni atas inisiatif masyarakat pada Minggu, (24/11/2024). 

Menurut laporan @terasntt.com, pembangunan itu dilakukan oleh tiga wilayah di Desa Kenotan, yakni Lama Ole, Wua One, dan Baolangung. Pembangunan jembatan dengan tinggi 4 meter, lebar 5,5 meter, dan panjang 6 meter tersebut menelan total anggaran sebesar Rp300 juta. Nominal tersebut semuanya hasil swadaya masyarakat dari ketiga wilayah di Desa Kenotan tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, diaspora mahasiswa Desa Kenotan yang tersebar di beberapa wilayah seperti Ende, Kupang, Surabaya, Malang, Bali, Jogja, dan Jakarta, dalam diskusi zoom pada Minggu (24/11/2024), menyampaikan keprihatinan terhadap peran dan perhatian dari pemerintah Desa Kenotan terhadap masyarakat. 

"Sangat memprihatinkan pemerintah Desa Kenotan saat ini, pembangunan jembatan Waitete yang merupakan salah satu akses para petani berkebun itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Lalu yang menjadi pertanyaan kita adalah peran pemerintah Desa Kenotan seperti apa terhadap pembangunan jembatan Waitete ini? Peristiwa ini merupakan salah satu tolak ukur bahwa pemerintah Desa Kenotan saat ini bisa dibilang cacat dalam bekerja."

Selain persoalan di atas, diskusi zoom tersebut juga membahas beberapa masalah lainnya yang menimbulkan keresahan di masyarakat Desa Kenotan saat ini di antaranya: 

- Pertanggungjawaban progres proyek air minum.

- Judi yang semakin marak dan menjadi salah satu sumber kenakalan remaja.

- Masalah pendidikan.

- Pembangunan infrastruktur desa yang dinilai setengah-setengah.

- Peran pemerintah dalam pemanfaatan wadah Karang Taruna untuk kaum muda desa.

- Transparansi pemerintah desa dalam semua kegiatan di desa.

- Peran Badan Pengawas Desa (BPD) yang mana sebagai penghubung masyarakat dan pemerintah desa yang akhir-akhir ini dinilai tidak berfungsi secara maksimal.

- Pengelolaan BUMDes sebagai salah satu sumber pemasukan desa.

Diaspora mahasiswa Kenotan berharap pernyataan yang disampaikan ini bisa menjadi bahan evaluasi pemerintah Desa Kenotan.

"Kami berharap dengan statement ini agar pemerintah Desa Kenotan bisa buka matanya untuk memperhatikan secara khusus dan benar persoalan-persoalan yang ada di Desa Kenotan tersebut. Ini juga merupakan tahap awal yang kami lakukan agar bisa menjadi bahan evaluasi terhadap pemerintah Desa Kenotan selama satu periode berjalan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun