Keterampilan dalam mengolah makanan lokal di Lamaholot, tidak selamnya menjadi milik ema-ema lamaholot. Kaum milenial lamaholotpun tidak ketinggalan dalam mengolah si guri dan renyah itu (Jagung Titi).
Kemahiran sang milenial lamaholot ini menunjukan , bahwa meniti jagung (gae wata) adalah aktivitas budaya yang turun temurun dibumi lamaholot.
Cinta budaya sejak dini perlu ditumbuhkembangkan dalam diri kaum milenial lamaholot, khusunya yang perempuan (Ina Wae).
Bagi masyarakat Lamaholot, sebutan khas untuk masyarakat Flores Timur, Lembata dan Alor Pantar, jagung titi adalah makanan pokok yang telah dijadikan sebagai simbol pangan lokal dan menjadi ciri kehidupan masyarakat yang tersebar di pulau-pulau kecil tersebut.
Dalam persepsi penulis, aktivtas yang ditonjolkan tersebut harus di maknai sebagai sebuah tradisi yang harus dipelihara dan ditanamkan sejak dini dalam mempertahankan identitas kelamaholotan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H