KEPADA FAJAR
Fajar baru merekah
hangat menembus kisi-kisi jiwa yang hampir layu terpapar kemarau musim yang segera menggeser hujan
Menggerakkan kembali kaki dan tangan kreatif yang nyaris diam disumpal bejibun rutinitas formal
Mengusik kembali nurani yang hilang suara
Menyatukan frasa yang tercerai badai savana
Menyapu lenyap kumpulan cendawan musim hujan.
Dan
Wahai kau fajar harapan
Terbitmu berselimutkan kabut di penghujung senja musim ini
Teriring rintih para Oemar Bakri pengabdi tanah tumpah darah ini
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!