Mohon tunggu...
Fransiskus RadityaTarigan
Fransiskus RadityaTarigan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sanksi WADA, Bukti Minimnya Atensi Indonesia terhadap Doping dan Kesehatan Atlet

8 Oktober 2021   22:22 Diperbarui: 9 Oktober 2021   00:37 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan komite olimpiade Rusia (sumber: kompas.com)

Hari ini, dunia olahraga Indonesia baru saja menerima berita buruk. Baru saja dikabarkan bahwa Indonesia akan dijatuhi oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) akibat abainya Indonesia dalam mengimplementasikan program pengujian doping yang sesuai dengan standar WADA.

Tentu, sanksi ini akan besar dampaknya terhadap dunia olahraga Indonesia. Karena, ada tiga sanksi spesifik yang akan WADA tangguhkan ke Indonesia.

Dilansir dari Reuters, Pertama, Indonesia tidak akan bisa menjadi tuan rumah kompetisi olahraga regional.

Kedua, Atlet Indonesia tidak diperbolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih di semua kompetisi internasional kecuali olimpiade.

Dan terakhir, Indonesia tidak diperbolehkan untuk menempati posisi komite selama tiga tahun.

Tidak hanya Indonesia, sanksi-sanksi tersebut juga menimpa dua negara lain nya, yaitu Korea Utara dan Thailand yang tidak menerapkan program pengujian doping sesuai standar WADA.

WADA juga sempat menerapkan sanksi kepada Rusia karena memalsukan data doping atlet-atlet mereka.

Sanksi ini terlihat pada perhelatan Olimpiada Tokyo 2020, dimana Rusia tidak tampak mengibarkan bendera nasional nya saat bertanding. Dan atlet-atlet Rusia bertanding dibawah nama Russion Olympic Committee (ROC).

Ancaman sanksi terhadap Indonesia merupakan bukti lalainya Indonesia dalam menerapkan skema pengujian doping yang sesuai dengan standar WADA.

BACA JUGA: Tak Patuh Program Anti-Doping, Nasib Indonesia Terancam Seperti Rusia di Olimpiade Tokyo 2020

Dari artikel yang dirlis oleh Bola.com, selama ini karena Indonesia belum memiliki laboratorium doping milik sendiri, seluruh sampel doping atlet Indonesia yang akan bertanding di kompetisi internasional harus dikirim terlebih dahulu ke Qatar.

Dengan tereksposnya kegagalan Indonesia dalam membangun laboratorium doping standar WADA, membuktikan bahwa demi majunya dunia olahraga Indonesia, dibutuhkan infrastruktur penunjang yang ada hubungan nya dengan kesehatan.

Bisa dilihat bahwa sejauh ini negara kita masih terus-terusan fokus kepada pembangunan infrastruktur-infrastruktur seperti stadion dan gelanggang olahraga yang mungkin terlihat jadul dan pragmatis.

Sedangkan pengembangan kesehatan atlet melalui teknologi dan laboratorium doping masih saja diabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun