Mohon tunggu...
Fransiska Prastiwi
Fransiska Prastiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Antar Budaya, Apakah Penting?

13 September 2020   12:40 Diperbarui: 13 September 2020   15:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak negara yang terdapat di dunia yang sangat luas ini. Di negara-negara tersebut di dalamnya masih terdapat banyak daerah yang berbeda setiap daerahnya. Dan pasti di daerah-daerah itu ada berbagai kebudayaan yang ada, yang masyarakat ikuti. Pada kali ini saya mengambil contoh dari seorang Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yakni Bapak  Nobertus Ribut Santoso, SS, MA yang sedang mengembang tugas belajar di Filipina. 

Beliau di channel Youtubenya menjelaskan bagaimana kebudayaan yang ada di Filipina. Beliau mengatakan bahwa Filipina ini hampir mirip dengan Jakarta, dimana disana juga terjadi kemacetan lalu lintasnya. Lalu beliau juga mengatakan bahwa budaya antri mereka sangatlah patut untuk diajungi jempol, yang dimana mereka dengan tenang tetap menunggu dengan mengantri saat akan naik sebuah kendaraan umum. 

Dan juga disana ternyata bahasa yang digunakan ada beberapa kata yang hampir sama dengan Indonesia, seperti contohnya kata 'mahal' , dan kata 'bola'. Yang menarik tentang Filipina adalah makanannya, yang namanya adalah balut. Balut ini adalah sebuah telur bebek yang sudah ada embrionya lalu direbus dan dimakan dengan garam.

Nah ternyata, ada beragam kebudayaan yang sangat unik di dunia ini. Dari keberagaman yang ada di dunia ini, pasti penting bagi kita untuk mempelajari komunikasi antar budaya, agar dimana kita dapat memahami budaya masing-masing negara dan menumbuhkan toleransi. 

Dalam dunia global saat ini komunikasi antar budaya yang efektif merupakan persyaratan yang semakin penting dalam upaya kritis  untuk memastikan perdamaian dunia, meningkatkan hubungan antar budaya dan budaya dominan di setiap negara, memastikan keberlanjutan sumber daya, dan mempromosikan kelangsungan ekologi (Samovar, 2017).  Dari apa yang ditulis oleh Samovar dibukunya, sangat penting komunikasi antar budaya untuk dipelajari. 

Pada tahun 2019 kemarin, ada satu kasus di Bantul, Yogyakarta lebih tepatnya di Pleret, seorang Bapak bernama Slamet Jumiarto berumur 42 tahun yang mengontrak rumah di dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul untuk jangka waktu satu tahun ditolak oleh warga sekitar karena ia menganut agama Katholik yang dimana seluruh warga setempat beragama Islam. 

Pada tanggal 31 Mei 2019, Slamet Jumiarto menyerahkan berkas kepada ketua RT 08, begitu melihat bahwa Slamet beragama Katholik, ia langsung ditolak untuk tinggal di dusun itu, mau sementara atau jangka panjang, tetap tidak diperbolehkan.

 Nah, inilah mengapa pentingnya komunikasi antar budaya dipelajari, agar seluruh orang mengerti artinya toleransi dan menghargai antar budaya satu sama lain.

Sumber : 

Samova L A, dkk. 2017. Communication Between Culture. USA : Cengage Learning

Sahana M. 2019. "Karena Beda Agama, Slamet Jumiarto Ditolak Tinggal di Desa Pleret Bantul"

youtube

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun