2. Keterbatasan waktu dan sumber daya
Guru sering kali dibebani dengan kurikulum yang padat dan keterbatasan waktu untuk fokus pada pendidikan karakter secara mendalam. Selain itu, keterbatasan dalam pelatihan dan sumber daya juga menjadi hambatan.
3. Kurangnya peran serta orang tua
Pembentukan karakter tidak hanya menjadi tugas guru, tetapi juga orang tua. Ketika orang tua kurang berperan aktif atau tidak mendukung pembentukan karakter di rumah, usaha guru dalam membentuk karakter siswa menjadi lebih sulit.
4. Perbedaan latar belakang siswa
Setiap siswa dating dengan latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi budaya, sosial, maupun ekonomi. Perbedaan ini dapat memengaruhi cara mereka memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai karakter, sehingga guru perlu lebih sensitif dalam menanganinya.
Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat serta pendekatan yang lebih holistik dalam mendidik siswa. Secara keseluruhan, pendidikan karakter sangat penting untuk mempersiapkan siswa tidak hanya menjadi individu yang cerdas, tetapi juga menjadi pribadi yang berintegritas, peduli, dan mampu berkontribusi secara positif kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H