Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Cerita dari Dusun Sembuhan Lor

30 Oktober 2018   18:00 Diperbarui: 15 November 2018   11:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fransiscus Sulistiyo (2018-0151-0012)

Suatu sumber pembelajaran bisa kita dapat darimana saja, mulai dari buku, orang lain, atau bahkan pengalaman yang pernah kita alami. Pengalaman menjadi salah satu sumber belajar yang paling nyata bentuknya karena secara langsung dapat kita rasakan dan kita alami.

Sumber pembelajaran saya kali ini saya dapat dari kegiatan saya mengikuti live in di Dusun Sembuhan Lor, Sendang Mulyo dimana saya belajar untuk saling menghargai satu dengan yang lain, bersikap ramah, dan juga kesederhanaan.

Pada tanggal 19 Oktober 2018 saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan live in di Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Minggir, Sleman lebih tepatnya saya melakukan live in di daerah Sembuhan Lor.

Desa Sendang Mulyo sendiri terbagi atas beberapa dusun dan beberapa diantaranya yang saya ketahui adalah Dusun Blimbingan, nDiro, nDongdongan, Prapag, dan Sembuhan.

Mata pencaharian dari warga di Desa Sendang Mulyo ini sendiri sebagian besar adalah petani dan buruh tani. Perlu diketahui bahwa buruh tani dan petani adalah dua hal yang berbeda dimana petani adalah orang yang memiliki suatu lahan yang kemudia digunakan untuk pertanian sementara buruh tani adalah orang yang mengerjakan lahan milik orang lain.

 Menjadi suatu pengalaman yang berharga bagi saya untuk menjadi bagian dari Desa Sendang Mulyo untuk beberapa hari. Saya berangkat dari Universitas Unika Atma Jaya menuju Kabupaten Sleman kurang lebih pukul 2 siang. Perjalannya sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 14 jam dimana saya sampai di Desa Sendang Mulyo sendiri pada pukul 04.00.

Sesampainya di Desa Sendang Mulyo, kami berkumpul di aula yang ada di desa tersebut. Berdasarkan jadwal yang telah disusun oleh panitia, kami baru dapat bertemu dengan kepala dusun masing -- masing wilayah kurang lebih pukul 05.00 sehingga selang waktu yang ada kami pergunakan untuk beristirahat karena perjalanan yang kami tempuh cukup menguras banyak tenaga saya. Pada pukul 05.00 kami diperkenalkan oleh masing kepala dusun dan juga secara simbolis menyerahkan kami untuk tinggal di masing -- masing dusun.

Perjalanan menuju Dusun Sembuhan Lor dilakukan dengan menggunakan mobil pick up menuju rumah kepala dusun. Sesampainya di rumah kepala dusun saya diantar lagi menuju rumah induk semang yang nantinya akan saya tinggali. Saya berkesampatan untuk tinggal di rumah dari keluarga Bapak Sukri. 

Rumah saya tinggal di rumah Bapak Sukri Bersama dengan beberapa teman saya sehingga jumlah orang yang tinggal di rumah Bapak Sukri terdapat 6 orang termasuk saya di dalamnya. Bapak Sukri sendiri merupakan pekerja serabutan sehingga ia hanya bekerja apabila memang sedang ada proyek. Kondisi dari tempat yang saya tinggali ini sendiri tergolong nyaman dan jauh dari yang saya perkirakan dan juga menurut saya kondisi geografis dari Dusun Sembuhan Lor sendiri juga sudah cukup maju menurut saya.

Aktivitas yang saya lakukan di Dusun Sembuhan Lor ini tidak terlalu banyak karena kebetulan pada saat itu Bapak Sukri sendiri sedang tidak memiliki banyak pekerjaan dan juga kondisi saya saat itu sedang kurang sehat karena saya terkena diare semenjak awal hingga selesai live in.

Sesampainya dirumah Bapak Sukri saya dan teman -- teman sedikit berbincang dengan Bapak Sukri mulai dari profesinya, keluarganya, dan lain -- lain. Kebetulan pada saat itu masyarakat Desa Sendang Mulyo sedang melakukan pawai dimana tujuannya adalah untuk mengucap syukur terhadap hasil bumi yang mereka terima.

Banyak orang yang berkontribusi dalam acara tersebut dimana mereka membawa gunungan keliling desa. Banyak juga teman -- teman saya yang ikut membawa gunungan keliling desa dengan kendaraannya masing -- masing. Pawai yang dilakukan juga cukup meriah dimana terbukti dari banyaknya warga yang ikut melihat jalannya pawai dari pinggir jalan.

Saya juga berkesempatan untuk mengikuti acara wayang yang diselenggarakan di aula Desa Sendang Mulya, namun sangat disayangkan karena permainan wayang baru diadakan malam hari sehingga saya dan teman -- teman saya tidak jadi untuk mengikuti permainan wayang. Jarak dari Dusun Sembuhan Lor menuju aula Desa Sendang Mulyo tidaklah terlalu jauh dimana jaraknya sendiri kurang lebih 1,6 km.

Saya juga berkesempatan untuk belajar mengenai pertanian. Pada saat itu Bapak Kepala Dusun sendirilah yang menjelaskan kepada kami mengenai pertanian. Saya dan teman -- teman saya juga berkesempatan untuk mengikut senam lansia yang diadakan di Dusun Sembuhan Lor. Sesuai dengan namanya sendiri, peserta dari senam ini kebanyakan adalah lansia. 

Dengan diiringi oleh alunan musik, kami semua mengikuti senam Bersama. Acara senamnya sendiri menurut saya cukup lama dan saya sendiri merasa lelah setelah mengikuti senam tersebut.m Namun yang menarik adalah dimana banyak para lansia yang tidak terlihat kelelahan setelah mengikuti senam tersebut. Pada malam harinya kami juga melakukan sharing mengenai live in yang kami lakukan di Bapak Kepala Dusun. Saya melakukan kegiatan live in selama 3 hari 2 malam sehingga pada hari ke -3 kami semua sudah bersiap -- siap untuk melakukan perjalanan pulang. Saya cukup menyesal karena tidak dapat mengikuti semua keseruan yang ada di Desa Sendang Mulyo karena kondisi saya yang pada saat itu kurang sehat, namun secara keseluruhan saya menikmati melakukan live in di Desa Sendang Mulyo.

Banyak hal menarik yang dapat saya temukan disini. Salah satunya adalah bagaimana saya sangat merasakan kehangatan dari masyarakat di Dusun Sembuhan Lor. Dari pengalaman saya melaksanakan live in, saya merasa bahwa masyarakat di di Dusun Sembuhan Lor sangat menghargai satu dengan yang lain. Salah satunya adalah setiap saat saya keliling desa pasti ada saja yang menyapa saya meskipun kami belu saling kenal. 

Hal tersebut menarik bagi saya adalah karena bentuk sosialisasi yang terjadi sangat berbeda denga lingkungan tempat saya tinggal dimana apabila berada di kota pastinya cukup jarang terjadi tegur sapa baik dengan tetangga atau bahkan orang yang tidak dikenal dan hal ini berbeda dengan yang terjadi pada saat saya berada di Dusun Sembuhan Lor. 

Masyarakatnya juga tidak segan membantu saat kami kesulitan, sebagai contoh adalah pada saat kami pulang dari aula Desa Sendang Mulyo, ada induk semang yang membantu kami dalam menunjukkan arah. Kami juga diberikan tumpangan pick up saat kami ingin menonton pertunjukkan seni di aula Desa Sendang Mulyo.

Dari kegiatan live in di Desa Sendang Mulyo saya belajar untuk saling menghargai satu dengan yang lain serta saling tolong menolong. Menjalani hidup yang sederhana juga menjadi suatu pembelajaran bagi saya dimana masyarakat Dusun Sembuhan Lor mampu hidup sejahtera dengan kesederhanaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun