Oleh Fransisco Xaverius Fernandez
Di kota Praya belum ada Tempat Ibadah Gereja Katolik yang di kelola umat. Karena ijin yang sulit dan rumit dan beraneka alasan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Alasan yang sering mereka ajukan adalah : "Penuhi syarat-syarat atau ketentuan pendirian rumah ibadat sesuai yang diatur dalam PBM Menag dan Mendagri tahun 2006 maka kami tinggal tanda tangan," alasan dari Pemda.
Ketika sampai di masyarakat, di jawab: "Kami bisa menandatanganinya, tapi kami tidak bertanggungjawab jika di luar kami bertindak lainnya!" Maksudnya masyarakat di sekitar bisa-bisa saja setuju, tapi masyarakat di luar? Tidak menjamin.
"Tapi kalau Pemda mengijinkan, kami siap laksanakan!" Demikian tegas mereka. Artinya siap mendukung adanya rumah ibadat Katolik. Karena merekapun sadar akan pentingnya beribadah.
Jika dilihat karakter masyarakat setempat, semua baik dan toleran. Namun karena situasi politis sekarang ini agak sensitif membicarakan hal-hal yang menyinggung rumah ibadat. Maka kamipun memahami mengapa Pemda setempat belum berani memberikan ijin berdirinya sebuah tempat ibadah Katolik. Walaupun kami mengakui bahwa kami nyaman untuk berkarya untuk berkarya di daerah ini.Â
Ketika kita bicara tentang garis komando: Siap, Laksanakan! tersebut bisa memberikan banyak pembelajaran penting.
Pertama, kita siap mematuhi perintah atasan tanpa bertanya mengapa dan untuk apa. seperti model kepemimpinan di TNI-Polri. Patuh tanpa bertanya ini sangat tepat ditujukan kepada Perintah Tuhan. seringkali perintah Tuhan tidak atau belum kita pahami termasuk pada peristiwa rumah ibadat Katolik di daerah kami. Mungkin Tuhan mengajak kita untuk makin peka mendengar kehendak Tuhan melalui kehadiran sesama.
Kedua, model komando memberikan pembelajaran bahwa kita harus menerima tantangan sesuai dengan kemampuan kita tanpa banyak pertimbangan. Jika di hadapkan ke bidang rohani dapat diartikan semakin banyak tantangan yang kita hadapi maka semakin kuat iman kita. Semakin banyak hambatannya maka semakin tajam pisau iman kita. Sehingga kita makin percaya bahwa Tuhan pasti mendengarkan doa kita. Dan seperti janji-Nya pasti doa-doa kita dikabulkan-Nya.
Sekarang tinggal kita berusaha mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya atau justru kita makin bebal dalam hidup?
Ketiga, pelajaran yang bisa kita peroleh adalah kita pasti dijaga dan tidak dibiarkan terserak dan mati. Seorang komandan dalam sistem komando tahu mana yang terbaik bagi anak buahnya. Demikian juga dengan Tuhan. Cara Tuhan menyayangi kita adalah dengan memberi kita banyak tantangan.Â
Kita dibimbing-Nya dengan keras agar kita kokoh dan kuat. Tidak lemah seperti seorang anak manja dimana semua yang kita minta diberikan. Terkadang sepertinya kita diberikan begitu banyak penderitaan, padahal yang di minta Tuhan hanyalah kita datang dan pasrah sepenuhnya pada-Nya.
Keempat, Laksanakanlah tugas dengan penuh tanggung jawab. Walaupun seorang Prajurit sejati tidak memiliki kekayaan namun disiplin tetap harus dijalankan. Sering juga kita pun diberikan tanggungjawab besar untuk melayani umat-Nya, tapi kita tidak diberikan harta yang banyak daripada umat yang kita layani. Bukan berarti Tuhan tidak sayang, karena justru Tuhan akan menganugerahkan hadiah sangat besar pada saat-Nya.
Intinya kita jalankan saja apa yang menjadi kehendak-Nya.
Kelima, Jika kita berhasil menjalankan tugas maka akan diberikan penghargaan oleh atasan kita. Sistem komando memang seperti itu, bahwa prestasi seorang Prajurit dinilai dari seberapa besar kesetiaannya terhadap atasannya. Aku merenungkan semua itu dalam perjalanan ini. Dan kutemui banyak sekali hadiah Tuhan dalam hidupku yang terkadang tidak kusadari.
Keluarga yang baik, istri dan anak-anak yang berbahagia dan sukses dalam masa depannya, komunikasi yang baik dengan sesama kami. Dan yang paling utama adalah kesehatan dan kelancaran rejeki untuk memenuhi aneka kebutuhan hidup dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Ya Tuhan, aku tidak layak menerima kedatangan-Mu di rumahku yang kumuh ini. Namun bersabdalah saja maka aku akan sembuh. Dan menerima kasih-Mu yang besar dalam hidupku di dunia ini seperti di dalam surga. Amin.
===
Praya, 1 Desember 2022
Menanti Fajar Yang Sebentar Lagi Datang menyapa.
Dari Guru Opa Frans yang sedang belajar bijak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H