Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

HGN dan HUT PGRI: Spensatya Bersyukur Semesta Mendukung

25 November 2022   23:33 Diperbarui: 25 November 2022   23:36 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Fransisco Xaverius Fernandez

"Kita putus!" bentak Aminah kepada Hanafi.

"Kenapa? Apa dasarnya sehingga engkau memutuskan cintamu padaku?" tanya Hanafi sambil memasang wajah memelas di hadapan Aminah.

"Kenapa malam minggu kemarin, kamu tidak ke rumahku padahal aku ingin mengenalkan kamu dengan keluargaku!

"Oo...itu. Di rumahku gerimis. Aku 'kan takut sakit. Kalau aku sakit yang rugikan kamu!"

"Hanya gerimis saja kok takut. Mana janjimu yang kau ucapkan dengan penuh semangat bahwa angin dan taupan , badai dan banjir tidak akan menghalangi cinta kita?"

****

Kisah di atas mungkin fiktif, namun jika benar demikian maka pasti kitapun akan kecewa dengan omong besar si lelaki. Seorang lelaki dihargai dari omongannya.

Hari Jumat, 25 November 2022 sekolah kami seperti sekolah-sekolah lainnya akan merayakan Hari Guru dan Hari Ulang Tahun ke-77 PGRI. Segala persiapan sudah dilakukan termasuk oleh petugas upacara.

Seperti kebiasaan kami, bahwa Petugas Upacara seluruhnya di ambil dari para guru. Kecuali Paduan suara dan Marching band dari unsur siswa.

SMP Negeri 1 Praya dengan nama singkatan populernya Spensatya menyambut antusias akan hal ini, termasuk para Peserta Didik yang datang pagi-pagi ke sekolah agar bisa menyaksikan penampilan para guru.

Namun sayangnya hujan yang turun membuat kami cemas, apakah upacara bendera bisa dilaksanakan? Itulah pertanyaan kami dengan gelisah.

 Puji Tuhan sekitar jam 8 pagi hujan pun reda. Kepala Sekolah kami Bapak Wiresane mengambil kebijakan tepat: Upacara tetap dilaksanakan! Walaupun suasana masih mendung.

Untuk melihat kepastiannya, kami menunggu sebentar sambil foto-foto di gerbang dalam.

Para Guru Spensatya Menunggu Upacara (Dok.spensatya)
Para Guru Spensatya Menunggu Upacara (Dok.spensatya)

Penulis (no.2 dari kiri) Dalam persiapan sebelum upacara (Dok.Spensatya)
Penulis (no.2 dari kiri) Dalam persiapan sebelum upacara (Dok.Spensatya)

Setelah dipastikan tidak hujan, maka sekitar jam setengah Sembilan upacara di mulai dengan hikmat. Seluruh Petugas Upacara menjalankan dengan penuh disiplin dan kerja sama yang tinggi.

Nilai-nilai karakter yang dapat ditumbuhkan melalui upacara bendera khususnya dalam rangka HGN ini antara lain: religius, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, semangat kebangsaan, cinta tanah air, patriotisme dan nasionalisme.

Nilai religiusitas dan toleransi sangat kentara ketika Pembina Upacara membacakan Sambutan Mas Menteri Nadiem Makariem. Salam yang diucapkan bukan saja mewakili Muslim, juga ada yang mewakili agama lainnya yang kebetulan salam tersebut boleh diucapkan oleh siapapun. Misalnya Syalom atau Salam Damai Sejahtera versi Katolik atau Protestan. Om Sawatiastu Hindu, Nama Budaya Budha, Salam Kebajikan Khonghucu.

Seluruh Petugas Upacara bisa berhasil melaksanakan tugasnya jika benar-benar disiplin dalam latihan dan pelaksanaan, Kerja keras dan penuh tanggung jawab dalam mempersiapkan mental spiritual dan fisiknya.

Penulis Dalam Tugas (Dok.Spensatya)
Penulis Dalam Tugas (Dok.Spensatya)

Semangat kebangsaan, dan cinta tanah air ditunjukkan oleh Petugas Pengibar bendera yang luar biasa dan didukung oleh seluruh peserta upacara. Apalagi saat Bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya. Kita akan mengenang jasa para pejuang bangsa termasuk para guru sebagai pahlawan yang seringkali jasanya terabaikan oleh politik.

Semangat patriotism dan nasionalisme diingatkan ketika kita mendengar lagu-lagu wajib. Dan untuk mengenangnya kita disuguhkan dengan suasana hening saat mengheningkan cipta.

Apalagi diiringi oleh musik marching band yang indah. Kita juga diingatkan saat dibacakan Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila. Ditambah dengan kedisiplinan seluruh peserta upacara yang tetap berdiri dengan rapi dan khusu' mengikuti semua rangkaian upacara.

Termasuk saat hari guru ini. Para Guru yang bertugas mau mengajarkan bahwa guru itu bukan hanya pandai mengajar juga bisa menjadi contoh atau mempraktekkan apa yang diajarkan. Sehingga begitu selesai petugas pengibar bendera menunaikan tugas dan kembali ke tempat, spontan para peserta didik bertepuk tangan.

Pengibar Bendera (Dok.Spensatya)
Pengibar Bendera (Dok.Spensatya)

Selesai kegiatan upacara, ada kegiatan tambahan lainnya yaitu perayaan ulang tahun PGRI. Dirayakan di atas panggung dengan pemotongan kue ulang tahun. Banyak nilai mau di kembangkan di sini. Di antaranya adalah nilai syukur yang tidak henti-hentinya harus di ungkapkan.

Nilai lainnya yang mau di tunjukkan Kepala Sekolah adalah menghormati yang lebih tua. Ketika membagikan kue tersebut, maka guru yang paling senior dan akan purna tugas di bulan Desember ini diberikan kue pertama.

Nilai berikutnya adalah kebersamaan dan tanpa melihat status. Lambangnya adalah kue di berikan kepada guru termuda, juga kepada pengantin baru, dan juga kepada guru berprestasi membawa peserta didiknya menjuarai beberapa momentum lomba. Kue juga diberikan kepada pegawai.

Suasana Di sekitar Panggung (Dok.Spensatya)
Suasana Di sekitar Panggung (Dok.Spensatya)

Selanjutnya di sajikan parade marching band. Di sini kita bisa melihat nilai kerja keras, disiplin dan kerja sama yang kokoh pasti menghasilkan harmoni luar biasa. Musik yang luar biasa ditambah penampilan berani para anggota untuk menampilkan gerakan yang sulit sebagai variasi gerakan selain mainkan alat-alatnya.

Dan sebagai puncaknya mereka melepaskan balon ulang tahun yang dilakukan sangat spektakuler seusia anak SMP. Sangat mengagumkan dan berani karena dilakukan di atas susunan peralatan marching band.

Akhirnya ditampilkan aksi Drama kolosal dari Pengurus OSIS yang disutradari oleh pak Yudi. Drama ini mengisahkan tentang seorang anak manusia dalam hidupnya tahap demi tahap. Bagaimana mereka melihat hidup mereka yang tidak bisa lepas dari peran guru. Sehingga semua guru layak mendapatkan apresiasi syukur berupa bunga sederhana tanda cinta mereka kepada para gurunya.

Lalu kegiatan hari ini ditutup dengan salam dan ucapan selamat dari seluruh Peserta Didik kepada para guru. Suasana begitu haru apalagi diiringi musik yang pas dengan suasana hati dan kata-kata dari MC Baiq Ulfahani. Sampai beberapa siswa dan ibu-ibu meneteskan air mata.

Bapak Wiresanem S.Pd.,M.Pd sampai mengungkapkan kekagumannya:

"Pak Frans, Luar biasa! Luar biasa! Luar biasa!"

Penulis hanya diam terharu juga, kemudian beliau melanjutkan:
"Selama saya menjadi guru sampai menjadi Kepala Sekolah di beberapa sekolah. Acara di SMPN 1 PRAYA tahun ini sungguh luar biasa!"

Bapak Kepala Sekolah Berbagi (Dok.Spensatya)
Bapak Kepala Sekolah Berbagi (Dok.Spensatya)

Alampun tersenyum lembut karena walaupun waktu sudah menunjukkan jam sebelas cuaca di daerah kami sangat bersahabat.

Terimakasih Tuhanku atas karunia-Mu ini sehingga kami bisa melaksanakan karya besar mengenangkan jasa para guru kami yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.

====

Praya, 26 November 2022

Salam damai sejahtera dari Pulau Jalan Lurus -- Lombok

Dari Opa Sisco yang selalu bahagia...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun