Oleh Fransisco Xaverius Fernandez
Jika kita membaca ‘Hari Evolusi’ maka akan muncul dalam gambaran pikiran kita seorang Charles Darwin dengan Teori Evolusinya yang ditulis dalam karya Ilmiahnya yang berjudul “On The Origin Of Species By Means Of natural Selection”.
Karyanya ini diterbitkan di Inggris pada tanggal 24 November 1859. Ia mengatakan bahwa organisme berevolusi secara bertahap melalui proses seleksi alam.
Tanggal penerbitan buku inilah sebagai titik awal peringatan hari evolusi. Sebagian besar ilmuan dengan cepat menerima teori evolusi ini untuk memecahkan kebuntuan yang selama ini mereka alami dalam ilmu-ilmu biologi. Saat itu buku itu menjadi Best Seller!
Dalam teori ini dipertegas bahwa dalam seleksi alam diketahui organisme yang variasi genetiknya sesuai dengan lingkungannya cenderung lebih banyak keturunannya dibandingkan dengan organisme yang sama tetapi tidak memiliki variasi.
Penolakan justru datang dari para Teolog Kristen kala itu yang mengutuk teori itu sebagai ajaran sesat. Apalagi ditambah dengan gagasan Darwin yang ditulis dalam buku “The Descent Of Man and Selection In Relation To Sex” (1871). Yang mau menunjukkan bukti bahwa evolusi manusia dari kera.
Pandangan Gereja Katolik Tentang Evolusi Makro Darwin (katolisitas.org)
Evolusi makro Darwin menyatakan bahwa ada material kekal yang tidak diciptakan dan menjadi asal-usul makhluk hidup.
Paham evolusi total ini menjelaskan bahwa semua makhluk hidup , baik itu tumbuhan, hewan sampai manusia, termasuk tubuh dan jiwanya , terbentuk dengan sendirinya melalui proses evolusi mekanis dan spontan berasal dari material kekal itu. Sehingga konsekuensinya kita membenarkan bahwa manusia berasal dari kera.
Di sinilah pertentangannya dengan ajaran Gereja Katolik, bahwa evolusi material dapat menghasilkan jiwa non material.