Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

No Bullying!

21 November 2022   07:30 Diperbarui: 21 November 2022   09:35 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Fransisco Xaverius Fernandez

"Bullying atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan perundungan ini dapat menjadi ancaman serius bagi kalian semua sebagai siswa maupun sebagai anak!"

Hal ini disampaikan oleh Pembina Upacara di SMPN 1 Praya pada hari ini Senin, 21 November 2022. Pembina Upacara kali ini oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan: Imam Zazuli, S.Pd.,MBA.

"Aktivitas perundungan dapat memberikan dampak buruk dan dapat mengubah karakter kalian semua, baik dari sisi kalian sebagai pelaku maupun dari sisi korban!"

 "Jangan kalian beralasan hanya mendorong teman kalian sampai jatuh, bukan perundungan? Apalagi jika sampai terluka dan sebagainya!" Pak Imam mengungkapkan bahwa bermain boleh tetapi keterlaluan itu yang tidak boleh.

Selanjutnya pak Imam mengungkapkan tentang jenis-jenis perundungan yang sering terjadi di sekolah.

1. Verbal Bullying/ Perundungan Verbal

Jenis bullying verbal sering kali tanpa sadar dilakukan. Misalnya melontarkan lelucon atau bercanda saja dan melabeli korban baperan jika merasa tersinggung dengan kalimat atau perkataan tidak menyenangkan yang mereka ucapkan. Perundungan verbal atau verbal bullying biasanya berupa kalimat kasar atau ejekan yang ditujukan pada seseorang.

Dampak verbal bullying adalah teman kalian menjadi takut berbicara atau mengemukakan pendapat. Korban perundungan verbal/ verbal bullying memiliki  ketakutan ketika harus tampil di muka umum karena trauma pada tanggapan atau ucapan buruk yang pernah diterimanya. Meskipun sering diremehkan, ternyata perundungan verbal memiliki efeknya jangka panjang dan sangat membekas pada korbannya.

2. Physical Bullying/ Perundungan Fisik

Berbeda jauh dengan tanda-tanda bullying secara verbal, bullying fisik dapat meninggalkan bekas yang mudah terlihat oleh kita semua. Maka penanganannya harus lebih cepat dan pelaku maupun korban harus segera diidentifikasi.

Ciri-ciri kalian jika menjadi pelaku perundungan fisik adalah kalian sangat emosional/temperamental dan kurang berempati dengan lingkungan sekitarnya. Dan teman kalian yang menjadi korban sering menunjukkan ketakutan berlebih saat harus bertemu dengan kalian sebagai pelakunya. Korban juga biasanya malas pergi ke sekolah, meminta pindah sekolah, atau menangis ketakutan saat teringat peristiwa bullying yang dialaminya.

Penindasan fisik ternyata tidak hanya berupa pukulan atau aksi yang meninggalkan bekas atau luka pada tubuh korbannya. Bullying fisik juga juga dapat berupa penghadangan di tengah jalan, menggertak dengan membawa rombongan, atau melempari dengan benda-benda kecil.

Dokpri
Dokpri

3. Social Bullying/ Perundungan Sosial

Contoh bullying sosial antara lain pengucilan atau intimidasi tidak langsung yang dilakukan secara berkelompok terhadap seseorang. Mungkin kalian sering menonton film-film demikian. Korban perundungan sosial (social bullying) biasanya akan mengalami kesulitan dalam berteman dan sering menyendiri.

Hal ini dapat terjadi karena korban mungkin pernah melakukan tindakan yang tidak disukai teman-temannya, memiliki kelebihan yang menonjol sehingga menyebabkan pelaku merasa iri, atau memang memiliki kesulitan berinteraksi dengan orang lain sejak kecil. Korban akan menjadi terbiasa menutup diri dan rentan mengalami depresi.

4. Cyber Bullying/ Perundungan Dunia Maya

Cyber bullying meskipun tergolong baru karena baru muncul sejak sosial media dan internet marak di kalangan masyarakat, namun sering sekali terjadi di sekitar kita. Munculnya hater yang sering kali memberikan komentar-komentar pedas pada laman media sosial merupakan salah satu contoh dari perundungan dunia maya.

Bentuk-bentuk lain bullying siber misalnya status atau unggahan gambar bernada negatif yang ditujukan pada seseorang dan obrolan via aplikasi chat yang mengintimidasi korban. Jika siswa menunjukkan ekspresi yang sedih atau marah saat membaca atau melihat komentar-komentar tidak menyenangkan pada gadget mereka.

Dokpri
Dokpri

5. Sexual Bullying / Perundungan Seksual

Sexual harassment atau pelecehan seksual juga dapat dikategorikan sebagai bullying karena pelakunya memiliki motif tendensi negatif. Dewasa ini, makin banyak kasus-kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak. Maka kalian harus dapat menjaga diri, atau mengenali bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain, dan juga jangan membiarkan orang asing menyentuh tubuh kalian.

Selanjutnya pak Imam mengingatkan bahwa tanggal 25 November 2022 ada perayaan Hari Guru nasional dan HUT ke-77 PGRI. Biasanya selain upacara bendera , ada perayaan di kelas masing-masing dengan mengundang Bapak dan Ibu Guru serta Pegawai Sekolah.

Selamat menyambut Hari Guru dan Selamat Hari Ulang Tahun Ke-77 PGRI.

====

Praya, 21 November 2022

Salam damai sejahtera dari Pulau Jalan Lurus -- Lombok

Dari Opa Sisco yang selalu bahagia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun