Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan dan Mangga di Depan Rumahku

15 November 2022   19:20 Diperbarui: 15 November 2022   20:49 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon mangga di depan rumahku. (dokumen pribadi)

 Dilematika Komunikasi Bertetangga

 

OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ

 

Aku tinggal di Perumnas yang berada di Praya Tengah Lombok Tengah - NTB. Perumahan ini termasuk padat, bahkan saking padatnya taman bermain anak di jadikan sarana pembangunan Mushalla RT dan tempat parkir mobil. Sarana untuk masyarakat yang punya kendaraan tapi tidak ada tempat parkir.

Akibat dari kebijakan tersebut, total anak-anak bermain di jalanan. Salah satu jalanan paforit mereka adalah di depan rumah kami. Penyebabnya adalah kami sengaja melebarkan jalanan di depan dengan beton cor agar mereka bisa bermain puas. Selain itu ada pohon mangga yang cukup rindang sehingga tempat tersebut menjadi sejuk. Sedangkan di jalan lainnya mereka di larang untuk bermain. Dengan alasan ribut dan bising. 

Sore ini kulihat anak-anak bermain bola dengan keramaian para bocah. Yang bermain hanya sepuluh orang, tapi suaranya seperti 22 orang ditambah riuhnya penonton di stadion sepak bola.

Sebenarnya di awal-awal jalanan rumah kami digunakan sebagai tempat bermain mereka, istriku sering marah-marah. Namun setelah memahaminya bahwa mereka butuh tempat bermain. Dan di satu pihak para Bapak dengan teganya mengubahnya menjadi sarana umum lainnya. Istriku pun yang mudah trenyuh akhirnya justru mendukungnya, yaitu salah satunya dengan melebarkan jalan di depan rumah kami.

Ada hal yang membuat kami agak kurang setuju ketika anak-anak ini justru di larang bermain di sarana bermain yang semula dibuatkan untuk mereka. Karena alasannya adalah nanti kena mobil-mobil tersebut, atau ribut karena ada orang yang sedang beribadat.

Maka setelah melihat kenyataan itu, istriku hanya meminta agar mereka bermain di sore hari sekitar jam 4 ke atas. Istriku menjelaskan agar kami bisa istirahat sampai jam 3. Dan mereka pun bisa memahaminya karena disampaikan baik-baik.

Anak-anak bermain bola di jalan depan rumahku (Dokumen pribadi)
Anak-anak bermain bola di jalan depan rumahku (Dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun