Â
MOMENTUM TOLERANSI: Â PEKAN HARI RAYA TIGA AGAMA BESAR DI INDONESIAÂ
Penulis: FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ, S.PD.MAT
GURU SMPN 1 PRAYA KAB. LOMBOK TENGAH NTB
(Pengurus FKUB Kab. Lombok Tengah, dan Pengurus Dewan Pastoral Gereja Katolik Paroki Praya-Selong)
Selama sepekan ini ada tiga agama besar di Indonesia yang merayakan hari besar keagamaannya.
Pertama, tanggal 28 Februari 2022 perayaan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW bagi Umat Muslim.
Kedua, tanggal 02 Maret 2022 perayaan Rabu Abu, awal masa puasa atau retret agung bagi Umat Kristen Katolik.
Dan ketiga, tanggal 03 Maret 2022 memasuki tahun baru Caka bagi umat Hindu yang lebih dikenal sebagai Nyepi.
PERISTIWA ISRA' MI'RAJ SEBAGAI MOMENTUM NABI MENERIMA PERINTAH SHALAT LIMA WAKTU DALAM SEHARI
Menurut Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA- Dosen Filsafat dan Sosiologi Agama dan Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.( dalam https://www.uin-malang.ac.id/r/200301/isra-mi-raj-nabi-muhammad-saw-dari-sains-modern-hingga-shalat.html) menyatakan bahwa "Mi'raj Nabi Muhammad saw.  dari  Masjid al-Aqsha ke Sidrat al-Muntaha pada  27 Rajab dalam waktu yang amat cepat merupakan peristiwa spektakuler yang mengundang reaksi keras dari kalangan kafir Quraisy saat itu, bahkan hingga sekarang. Ada yang mengatakan peristiwa itu terjadi dalam mimpi, bukan dalam alam nyata, atau terjadi pada diri Muhammad dengan ruhnya bukan jasadnya."
"Isra dan Mi'raj adalah sebuah fenomena perjalanan yang sangat mungkin terjadi dan bisa dijelaskan kemungkinannya dari sisi keilmuan masa kini," Hal ini disampaikan Dosen Fisika Institut Pertanian Bogor (IPB) Husin Alatas.
"Kita tidak bisa tahu mekanisme atau cara pastinya perjalanan Isra Miraj tersebut seperti apa, kita hanya bisa membahasnya mungkin atau tidak, dan itu sangat mungkin," kata pakar biofisik, optik dan fisika teori ini. (https://www.republika.id/posts/14885/isra-dan-miraj-dalam-pandangan-ilmuwan)
Dalam beberapa literature di katakan bahwa Isra' Mi'raj menyimpan banyak hikmah dan ibrah bagi orang-orang yang berakal sehat. Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina. Sedangkan Mi'raj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Dan perjalanan itu berlangsung hanya semalam. (Said Muhammad Ramadhan al-Buthy, Fiqh al-Srah al-Nabawiyah, Kairo: Dar al-Salam, 2012, hlm. 108).
Menurut Kepala Divisi Pendidikan & Dakwah Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Agama Islam UII, Junaidi Safitri., S.E.I., M.E.I. hikmah yang bisa dipetik dalam peristiwa Isra' Mi'raj ini (https://www.uii.ac.id/nilai-nilai-pendidikan-di-balik-isra-miraj/ ) adalah:
- Memperkuat akidah umat Islam. Para Pendidik Muslim harus bisa melahirkan manusia-manusia yang beradab, beriman tangguh kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan sedikitpun;
- Pentingnya mendirikan shalat. Peristiwa isra' Mi'raj merupakan hadiah besar dari Allah tentang hakekat sholat bagi Umat Islam. Sebagai momentum evaluasi diri dan keluarga tentang pentingnya sholat. Apakah shalatnya sudah benar, sesuai syarat, rukun dan adabnya? Apakah sudah istiqamah mendirikan shalat secara berjama'ah? Apakah keluarga masing-masing sudah mendirikan shalat?
- Junaidi Safitri menambahkan, buah yang diharapkan dari ibadah shalat ini adalah akhlak yang baik. Sebab Allah SWT menyatakan bahwa shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (QS al-Ankabut:45). Banyak akhlak yang mulia di dalam shalat. Di dalam shalat kita dididik untuk menjadi orang yang cinta kebersihan, memakai pakaian yang beradab, disiplin waktu, siap memimpin dan dipimpin, rendah hati, menjaga persatuan, menebarkan kedamaian (salm) kepada sesama dan sebagainya. Akhlak-akhlak mulia seperti ini hanya akan muncul dari orang-orang yang telah mendirikan shalat dengan benar, istiqamah dan ikhlas.
- Pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam dituntut untuk memperdalam ilmu pengetahuannya selain ilmu-ilmu syari'ah.
*****
RABU ABU ADALAH MOMENTUM AWAL PUASA SUATU RETRET AGUNG BAGI UMAT KRISTEN KATOLIK
Â
Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 02 Maret 2022 merupakan awal dari masa Puasa atau Pra Paskah dan masa tobat bagi umat Katolik.
Bagi umat yang sudah memenuhi syarat di wajibkan untuk berpuasa. Adapun maknanya adalah sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus.
Masa ini dilambangkan dengan goresan abu pada dahi umat Katolik oleh Pastor atau Romo dengan mengucapkan: "'Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu'. Abu yang digunakan berasal dari daun palma yang sudah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Dikisahkan, Yesus disambut bak raja di Kota Yerusalem. Orang-orang bersorak dan bernyanyi sembari melambaikan daun palma. Dalam tradisi umat Katolik, daun palma mengandung makna kemenangan.
Abu di oleskan di dahi mengandung makna membantu umat untuk mengenali kembali area spiritual. Dahi dan kepala adalah tempat pikiran dan akal budi bekerja.
Terhitung sejak Rabu Abu, umat Katolik akan melangsungkan masa pertobatan selama 40 hari tanpa menghitung hari Minggu. Masa ini akan genap pada Sabtu sebelum perayaan Minggu Palma.
Angka 40 mengingatkan umat Katolik akan perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun dan puasa Yesus selama 40 hari.
Kemudian yang banyak dipertanyakan adalah bagaimana puasanya orang Katolik itu?
Merujuk pada artikel  di Katolisitas.org (https://katolisitas.org/berpuasa-dan-berpantang-menurut-gereja-katolik/ ) bagaimana berpuasa bagi umat Katolik dijelaskan sebagai berikut:
- Bagi orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dalam masa prapaska, maka puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diit/ supaya kurus, menghemat, dll.Â
- Melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai mendoakan bagi keselamatan orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-anak, saudara, teman, dan juga kepada para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.
Ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya :
- Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
- Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
- Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
Maka penerapannya adalah:
- Kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh: pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf masa Paskah. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat. Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama Masa Prapaska.
- Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan. Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
- Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV, pantang 'shopping', pantang ke bioskop, pantang 'gossip', pantang main 'game' dll. Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini.
- Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih, silakan juga berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaska (atau bahkan setiap hari dalam masa Prapaska).
- Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/ cemilan berkali-kali sehari. Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.
- Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita. Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan. Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana, "Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah ....." (sebutkan nama orang yang kita kasihi)
- Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita. Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat melakukannya, sampai satu hari penuh. Juga tidak menjadi masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau minum sedikit air. Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence) untuk memutuskan hal ini, yaitu seberapa banyak kita mau menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita. Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak 'excuse' ya berarti kita perlu mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengasihi Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan dunia.
*****
NYEPI TAHUN BARU CAKA MOMENTUM KOREKSI DIRI BAGI UMAT HINDU
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan tahun baru oleh umat Hindu yang berlaku sejak 78 Masehi Tahun Baru Saka. Hari Raya Nyepi digunakan sebagai momentum untuk menyatu dengan Brahma untuk mencapai moksa atau koreksi diri. ( https://www.suara.com/news/2022/02/27/130000/asal-mula-hari-raya-nyepi-dan-aturan-aturan-bagi-umat-hindu-dalam-perayaannya )
Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi mengandung makna sebagai hari pembaharuan, hari kebangkitan, hari kebersamaan, hari toleransi, hari kedamaian, dan hari kerukunan nasional. Pada perayaan Nyepi, umat Hindu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Umat Hindu merayakan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi yang diwujudkan dalam Catur Brata Nyepi atau empat aturan sebagai berikut:
- AMATI GENI. Amati geni merupakan aturan yang bersifat larangan. Artinya masyarakat Hindu menjauhi semua larangan yang ada pada Hari Raya Nyepi seperti menyalakan api, listrik, cahaya atau apapun yang bersifat amarah seperti nyala api.
- AMATI LELANGUAN. Amati lelanguan merupakan larangan yang bersifat berfoya-foya atau bersenang secara berlebihan pada perayaan Hari Raya Nyepi.
- AMATI LELUNGAN. Amati lelungan adalah larangan untuk bepergian dan diharuskan untuk berdiam diri di rumah untuk merenungkan segala tindakan yang pernah dilakukan.
- AMATI KARYA. Amati Karya merupakan larangan untuk tidak bekerja selama Hari Raya Nyepi berlangsung. Aturan ini berlangsung dimulai pada terbit matahari pada pukul 6 pagi dan berlaku selama 24 jam hingga terbit matahari di hari selanjutnya.
Yang terpenting, makna dan pelaksanaan hari raya Nyepi dirayakan dengan kembali melihat diri dengan pandangan yang jernih dan daya nalar yang tinggi. Hal tersebut akan dapat melahirkan sikap untuk mengoreksi diri dengan melepaskan segala sesuatu yang tidak baik dan memulai hidup suci, hening menuju jalan yang benar atau dharma. Untuk melak-sanakan Nyepi yang benar-benar spritual, yaitu dengan melakukan upawasa, mona, dhyana dan arcana.
Upawasa artinya dengan niat suci melakukan puasa, tidak makan dan minum selama 24 jam agar menjadi suci. Kata upawasa dalam Bahasa Sanskerta artinya kembali suci. Mona artinya berdiam diri, tidak bicara sama sekali selama 24 jam. Dhyana, yaitu melakukan pemusatan pikiran pada nama Tuhan untuk mencapai keheningan. Arcana, yaitu melakukan persembahyangan seperti biasa di tempat suci atau tempat pemujaan keluarga di rumah. Pelaksanaan Nyepi seperti itu tentunya harus dilaksana-kan dengan niat yang kuat, tulus ikhlas dan tidak didorong oleh ambisi-ambisi tertentu. Jangan sampai dipaksa atau ada perasaan terpaksa. Tujuan mencapai kebebesan rohani itu memang juga suatu ikatan. Namun ikatan itu dilakukan dengan penuh keikhlasan. (Sumber: www.parisada)
*****
Dikutip dari media online Kementerian Agama Gus Yagut menyampaikan mengenai rencana pemerintah khususnya Kementerian Agama untuk mencanangkan 2022 sebagai tahun Toleransi.
"Kita ingin menjadikan Indonesia barometer kerukunan umat beragama di dunia. Saya menyakini Indonesia mampu, sebab karakter dasar masyarakatnya adalah sangat toleran dan sangat menghargai perbedaan. Berawal dari pencanangan Tahun Toleransi di 2022, kita ingin menjadikan Indonesia barometer kehidupan yang rukun dan harmoni dalam keberagaman dunia."
Maka sudah selayaknya kita berbangga sebagai Bangsa Indonesia yang telah menikmati kemerdekaan Indonesia. Dan kini tugas kita adalah menjaganya dengan bersama-sama menjaga keutuhan negara kita dengan saling menghormati dan menghargai pemeluk agama masing-masing.
Serta tidak lupa selalu memberikan kesempatan untuk beribadah menurut agamanya itu. Bagi warga Lombok Tengah memang perlu pengkajian khusus tentang tempat ibadah bagi umat Katolik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa warga Lombok Tengah yang sangat toleran ini juga memberikan tempat dan kesempatan bagi umat Katolik seperti pada umat beragama lain. Misalnya Umat Hindu dan Kristen Protestan.
Momentum besar pekan ini dapat menjadi tolok ukur toleransi antar umat beragama. Karena kita sama-sama ketahui nilai besar dari perayaan ini adalah toleransi.
Bagaimana Isra' Mi'raj mengajarkan tentang pentingnya sholat bagi keutuhan iman umat maka sudah menjadi hal yang sama bagi umat Katolik untuk beribadah di gereja.
Bagi umat Katolik Puasa adalah momentum pertobatan luar biasa bagi umat khususnya memasuki Masa Pra Paskah. Hal ini juga sangat terasa bagi umat muslim yang akan memasuki Bulan Puasa awal April 2022 ini. Demikian juga bagi umat Hindu sebagai syarat penyucian diri dalam memasuki tahun yang baru.
Selamat merayakan Isra' Mi'raj bagi sesama saudaraku umat Muslim. Selamat merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka bagi saudaraku Umat Hindu. Semoga semangat toleransi makin menguat terutama dalam menghadapi kaum intoleran.
===
Praya, 02 MARET 2022
Frans Fernandez - PRAYA
GURU MOTIVATOR KERUKUNAN DAN DAMAI SEJAHTERA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H