Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Momentum Toleransi: Pekan Hari Raya Tiga Agama Besar di Indonesia oleh Frans Fernandez

2 Maret 2022   07:42 Diperbarui: 2 Maret 2022   07:45 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber gambar: idntimes)

"Isra dan Mi'raj adalah sebuah fenomena perjalanan yang sangat mungkin terjadi dan bisa dijelaskan kemungkinannya dari sisi keilmuan masa kini," Hal ini disampaikan Dosen Fisika Institut Pertanian Bogor (IPB) Husin Alatas.

"Kita tidak bisa tahu mekanisme atau cara pastinya perjalanan Isra Miraj tersebut seperti apa, kita hanya bisa membahasnya mungkin atau tidak, dan itu sangat mungkin," kata pakar biofisik, optik dan fisika teori ini. (https://www.republika.id/posts/14885/isra-dan-miraj-dalam-pandangan-ilmuwan)

Dalam beberapa literature di katakan bahwa Isra' Mi'raj menyimpan banyak hikmah dan ibrah bagi orang-orang yang berakal sehat. Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di al-Quds, Palestina. Sedangkan Mi'raj adalah naiknya Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia. Dan perjalanan itu berlangsung hanya semalam. (Said Muhammad Ramadhan al-Buthy, Fiqh al-Srah al-Nabawiyah, Kairo: Dar al-Salam, 2012, hlm. 108).

Menurut Kepala Divisi Pendidikan & Dakwah Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Agama Islam UII, Junaidi Safitri., S.E.I., M.E.I. hikmah yang bisa dipetik dalam peristiwa Isra' Mi'raj ini (https://www.uii.ac.id/nilai-nilai-pendidikan-di-balik-isra-miraj/ ) adalah:

  • Memperkuat akidah umat Islam. Para Pendidik Muslim harus bisa melahirkan manusia-manusia yang beradab, beriman tangguh kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan sedikitpun;
  • Pentingnya mendirikan shalat. Peristiwa isra' Mi'raj merupakan hadiah besar dari Allah tentang hakekat sholat bagi Umat Islam. Sebagai momentum evaluasi diri dan keluarga tentang pentingnya sholat. Apakah shalatnya sudah benar, sesuai syarat, rukun dan adabnya? Apakah sudah istiqamah mendirikan shalat secara berjama'ah? Apakah keluarga masing-masing sudah mendirikan shalat?
  • Junaidi Safitri menambahkan, buah yang diharapkan dari ibadah shalat ini adalah akhlak yang baik. Sebab Allah SWT menyatakan bahwa shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (QS al-Ankabut:45). Banyak akhlak yang mulia di dalam shalat. Di dalam shalat kita dididik untuk menjadi orang yang cinta kebersihan, memakai pakaian yang beradab, disiplin waktu, siap memimpin dan dipimpin, rendah hati, menjaga persatuan, menebarkan kedamaian (salm) kepada sesama dan sebagainya. Akhlak-akhlak mulia seperti ini hanya akan muncul dari orang-orang yang telah mendirikan shalat dengan benar, istiqamah dan ikhlas.
  • Pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam dituntut untuk memperdalam ilmu pengetahuannya selain ilmu-ilmu syari'ah.

*****

RABU ABU ADALAH MOMENTUM AWAL PUASA SUATU RETRET AGUNG BAGI UMAT KRISTEN KATOLIK

 

Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 02 Maret 2022 merupakan awal dari masa Puasa atau Pra Paskah dan masa tobat bagi umat Katolik.

Bagi umat yang sudah memenuhi syarat di wajibkan untuk berpuasa. Adapun maknanya adalah sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus.

Masa ini dilambangkan dengan goresan abu pada dahi umat Katolik oleh Pastor atau Romo dengan mengucapkan: "'Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu'. Abu yang digunakan berasal dari daun palma yang sudah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Dikisahkan, Yesus disambut bak raja di Kota Yerusalem. Orang-orang bersorak dan bernyanyi sembari melambaikan daun palma. Dalam tradisi umat Katolik, daun palma mengandung makna kemenangan.

Abu di oleskan di dahi mengandung makna membantu umat untuk mengenali kembali area spiritual. Dahi dan kepala adalah tempat pikiran dan akal budi bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun