Saat ini julukan "Pemukiman Kristiani" masih disandang palalangon, hal ini dibuktikan dari tingginya tingkat penduduk beragama Kristiani, terdapat gereja sebagai jantung dari desa itu,terdapat Sekolah Tinggi Theologia atau biasa dikenal dengan sekolah Pendeta dan juga Pemakaman Kristiani.Â
Keadaan di desa ini sangatlah sederhana dan juga tingkat kekeluargaanya sangatlah tinggi. Hal ini dibuktikan melalui rumah para warga yang saling berdempetan dan tidak menggunakan pintu pagar.
Saat kami tiba, kami langsung di suguhkan dengan hamparan lapangan bola yang luas, dimana lapangan tersebut berhadapan langsung dengan Gereja tertua di sana, yaitu GKP Palalangon.
Gereja tersebut tidak meinggalkan bangunan aslinya yang sangat kental dengan budaya Belanda. Lonceng yang terletak pada atap Gereja, selalu berbunyi setiap paginya, hal ini merupakan hal yang jarang sekali ditemui diperkotaan.
Pada desa Palalangon terdapat pula Sekolah Dasar dan juga taman kanak-kanak yang persis berdekatan dengan lapangan bola tersebut.
Kami berkeliling menikmati keindahan desa tersebut dan ternyata tak jauh dari sana terdapat sebuah waduk besar bernama Cirata, yang sangat indah. Namun untuk menikmati keindahan tersebut, kami harus melewati jalanan yang menurun berbatu dan juga melewati pemakaman Kristen.
Sungguh, Pengalaman yang tak terlupakan dalam mengunjungi desa ini.
(Penulis : Fransisca Shefania)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI