Mohon tunggu...
Nature

KKN Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana untuk Petani Padi Desa Ngrapah Semarang

20 Desember 2018   18:28 Diperbarui: 20 Desember 2018   18:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dusun Mendut Desa Ngrapah adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dan terletak di dekat Rawapening. 

Mayoritas masyarakat disana sebagai tani atau melakukan aktivitas bertani yang menjadi tumpuan hidup masyarakat Dusun Mendut Desa Ngrapah, Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana mengadakan Kuliah Kerja Nyata yang diampu oleh fakultas Pertanian dan Bisnis. 

Dalam keluhan masyarakat yang mengganggu proktifitas pertanian masyarakat di Dusun Mendut Desa Ngrapah atau yang biasa disebut hama oleh masyarakat terutama yang mengganggu tanaman padi adalah tikus. 

Mahasiswa KKN FPB UKSW melakukan pembuatan rubuha dimana rubuha yang nantinya akan menjadi sarang bagi Burung Hantu untuk mengatasi Keluhan dari serangan hama yang mempengaruhi produktivitas dan rubuha adalah salahsatu bentuk dimana pengembalian ekosistem yang tidak akan memutus rantai ekosistem di alam terutama ekosistem sawah. 

Petani Sering menggunakan beberapa pembasmi tikus yang dapat mencemari, tanah dan mempengaruhi hasil dari panen padi yang ditanam. 

Tindakan ini yang harusnya dikurangi atau budaya ini yang harus dihilangkan supaya menjaga ekosistem alam maupun menjaga lingkungan yang kurang lebih sudah tercemar oleh racun yang digunakan oleh petani, Dusun Mendut. 

Sawah adalah salah satu ekosistem yang sebenarnya sudah mulai rusak dikarenakan manusia yang memutus rantai dengan memusnakan pemakan dari hama yang mengganggu. 

Untuk pemulihan ekosistem maka salah satunya di buatkan rubuha sebagai daya tarik burung hantu untuk bersarang dan sebagai tempat bertemunya pejantan dan betina burung hantu untuk berkembang biak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun