Mohon tunggu...
Fransisca Mira
Fransisca Mira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Cognitive Science & Psychology

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Korsika, Pulau Liburan Tempat Lahir Napoleon (Bagian 1: Korsika Utara & Tips)

15 Juli 2024   03:51 Diperbarui: 15 Juli 2024   04:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika diajak liburan ke Korsika, saya bertanya-tanya di mana pulau itu berada. Sedikit perselancaran di mesin pencari memberi informasi sekilas tentang pulau milik Prancis , tempat kelahiran Napoleon yang menjadi tujuan liburan karena keindahan alamnya.

Gunung, pantai, sungai, air terjun, semua ada di pulau ini. Salah satu jalur trekking tersulit dan terindah di Eropa, Grande Randonne 20 (GR 20) membentang dari utara hingga Selatannya.

Sedikit sombong, saat itu saya berpikir tidak akan terkesan dengan alam di Eropa. Berbagai kota Eropa Barat, terutama Jerman dan Italia, sudah saya jelajahi, tidak ada yang alamnya seindah tanah air (lebih tepatnya sebagian kecil tempat yang pernah saya kunjungi di Jawa, dan Bali, juga Lombok, Sumatera, Sumbawa, Flores). Apa hebatnya sebuah pulau yang lebih kecil daripada pulau Flores, di tengah laut Mediterania itu?

Namun, Korsika membuktikan bahwa saya salah besar. Keindahan pulau ini  mengundang jutaan turis tiap tahunnya, terutama di musim panas.

Lewat tulisan ini, pembaca bisa ikut menikmati liburan di Korsika dengan tips berlibur irit, dan mungkin ikut memetik pelajaran berharga untuk turisme di Indonesia.

Tidak ada penerbangan langusng dari Indonesia ke Korsika, jadi turis harus terbang dari kota-kota besar di Italia atau Perancis (misalnya dari Roma, Paris) ke bandara di Korsika, salah satunya bandara Napoleon Bonaparte di ibukota Korsika, Ajaccio. Ya, dinamai demikian karena Napoleon memang lahir di kota ini, dan ada juga rumah beliau yang sekarang dijadikkan di museum.

Pilihan lain adalah naik ferry dari kota-kota Pelabuhan di Italia atau Perancis (misalnya dari Savona, Genoa, Marseilles). Penumpang  dapat memesan tiket dengan atau tanpa kabin. Di kabin, terdapat tempat tidur dan kamar mandi, jadi sangat nyaman.

Naik ferry dengan mobil sangat disarankan, karena transportasi umum disana sangat terbatas. Hanya ada kereta antara beberapa kota dari lusinan kota dan desa tempat berbagai tempat wisata.

Kami berangkat rari pelabihan Genoa, Italia, ke kota Bastia, Korsika dengan Corsican-Sardinian ferry. Selain membawa penumpang ke Korsika, feri ini juga membawa penumpang ke pulau Sardinia, Italia, di selatan Korsika. Ferry berlantai enam ini sudah berusia sekitar beberapa dekade, tapi fasilitas di dalamnya cukup mengesankan disbanding ferry-ferry yang pernah saya naiki di Indonesia. Misalnya, restoran, bar, kolam renang, butik, pusat kebugaran (wellness center), semua lengkap dalam kapal bertingkat 8 ini.

 Perjanalan memakan waktu sekitar 5 jam. Ketika pulang dari kota Bastia di Korsika ke Pelabuhan Savona di Italia, sedikit lebih lama yaitu 8 jam. 

Tips Traveling Irit

Pertama, soal transportasi dan akomodasi. Karena transportasi termudah adalah dengan mobil, tentu jumlah penumpang sebanyak empat orang paling maksimal,  Liburan berepat juga memunkinkan menginap di AirBnB dengan 2 kamar, yang lebih ekonomis dibanding hotel. Penginapan yang paling murah, sekitar 30 euro permalam perkepala atau 500 ribu rupiah. Kalau mau lebih hemat lagi, membawa tenda dan camping di alam.

Kedua, memasak dan belanja di supermarket. Sebagai pulau liburan, harga makan di restoran cukup mahal, sekali makan 20-30 euro. Jika memasak sendiri, dengan 5 euro sudah bisa makan kenyang. Kami pun sarapan di rumah, dan makan malam di penginapan, siang hari mencoba berbagai makanan di restoran karena penasaran dengan makanan Korsika. Orang Indonesia, termasuk saya, kebayakan tidak akan cocok dengan masakan Eropa pada umumnya, karena kurang berbumbu, kurang pedas dan sebagainya. Masakan khas Korsika biasanya terbuat dari sapi muda, babi hutan, keju kambing, juga kadang ikan. Untuk saya, masakannya kadang terlalu hambar, terlalu pahit, terlalu asin, jadi sayangnya tidak ada ynag pas. Maka, saya sarankan membawa bumbu instand an memasak sendiri.

Ketiga, belajar bahasa Prancis atau Italia dasar. Semua penduduk bisa berbahasa Prancis, dan sebagian besar berbicara bahasa Italia, alasannya akan saya bahas selanjutnya. Walaupun orang-orang yna gbekerja di sektor pariwisata fasih berbahsa Inggirs, lebih asyik untuk berbicara dengan warga local, karena mereka memberikan perspektif yang menarik tentang kehidupan sehari-hari, dan juga pada dasarnya sangat ramah.

 Dua orang penduduk bahkan mentraktir kami kopi, minuman "aperitivo" atau alkohol sebelum makan di kafe dan restoran. Banyak penduduk meluangkan waktu untuk mengorbrol dengan kami dan memberikan tips-tips tempat menarik yang diakses gratis.. 

Tulisan pertama ini membahas tempat wisata di bagian Utara Korsika, dan tulisan selanjutnya (Bagian dua) membahas bagian selatan. Pembagian ini berdasarkan pengalaman saya dan bukan pembagian resmi.

Korsika Utara

Kota pelabuhan Bastia terletak di Utara Korsika. Jika pulau Korsika berbentuk seperti tangan terkepal dengan jari telunjuk terangkat, Bastia berada di pangkal jari telunjuk itu. Sepanjang garis pantai terdapat cafe, bar, dan pertokoan.

 Oleh warga local yang sedang berlatih Polyphonie Corse di salah satu restoran (paduan suara tradisional dari Korsika), kami disarankan pergi ke Nonza, sebuah desa indah berpenduduk 67 orang dengan pantai berbatu gelap, sekitar sejam perjalanan dengan mobil.

Patung Napoleon di Bastia, Corsica - DokPri
Patung Napoleon di Bastia, Corsica - DokPri

 Desa Nonza yang terletak di atas gunung batu memang indah, maka desa perpenduduk 67 orang ini lebih dipenuhi turis daripada warganya. 

Untuk mencapai pantainya kami harus turun gunung dengan tangga sekitar 30 menit. Untuk saya, Pantai ini unik karena sama sekali tidak ada pasir di garis pantainya, tetap batu.batu kerikil sebesar buah duku atau lebih besar. Kebanyakan batu berwarna gelap, namun ada juga warna terang dan hijau emerald.

Nonza - DokPri
Nonza - DokPri

Karena letaknya tepat dibawah gunung batu terjal, angin pantai terbesar dalam hidup saya, dapat bertiup membawa payung, kursi Pantai, dan barang-barang kami!. Kami pun berjemur tanpa payung dan tidak berani beranjak dari kursi ketika angin bertiup.

Kejutan lain yang saya temukan di tempat ini (belakangan saya temukan bahwa tidak hanya di pantai ini, tapi juga di tempat-tempat lain seperti air terjun dan sungai di Korsika), adalah tidak ada kamar mandi. Jadi, pengunjung harus melakukan urusan toilet di alam bebas, dan setlah berenang di pantai tidak mandi alias membiarkan air laut kering di badan.

Pantai-pantai tujuan wisatawan lain ada di barat daya pulau. Dari Pelabuhan Saint-Florence, turis dapat menaiki boat selama 30 meint ke Pantai-pantai yang tidak dapat dicapai dengan mobil, dengan membayar 20 euro pulang pergi. Plage (Pantai) de Saleccia dan Plage de Lotu memiliki pelabuhan kecil khusus wisatawan yang ingin berenang di pantai atau trekking di sekitarnya.

                                                                                             

Plage de Lotu - DokPri
Plage de Lotu - DokPri
                                                            

Pulau Merah atau L'le-Rousse atau Isula Rossa adalah daerah Pelabuhan dengan mercusuar Pietra yang dibangun diatas bukit berbatu perfiri berwarna kuning kemerahan.

Berjalan ke arah tengah pulau, di tengah-tengah pegunungan, ada kota Corte yang adalah bekas ibukota Korsika sebelum dipindahkan ke Ajaccio. Terdapat Citadelle ( benteng perang  ) yang terletak di atas gunung, juga museum Korsika.

Patung Pasquale Paoli menjadi landmark kota, karena ia adalah bapak pulau ini. Setelah revolusi Prancis, Paoli berperang secara ideologis dengan Napoleon yang ingin Korsika menjadi republic independent. Paoli yang jauh lebih senior dibanding Napoleon memiliki lebih banyak pendukung dibanding Napoleon, menyebabkan Korsika tetap menjadi bagian dari Prancis.  Napoleon beserta keluarganya diusir dari tanah airnya sendiri, dan ia pun memulai karier militer suksesnya di daratan Prancis.

Di Tengah taman nasional dekat Corte, juga terdapat Sungai di daerah  Gorges de la Restonica , tempat kita dapat mandi di air yang jernih dan banyak orang melakukan camping. Walaupun musim panas, air yang berasal dari atas gunung cukup dingin, mungkin sekitar 7 derajat Celcius.

Gorges de la Restonica - DokPri
Gorges de la Restonica - DokPri

(Karena masih panjang, saya lanjutkan di Bagian 2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun