Mohon tunggu...
Fransisca Mira
Fransisca Mira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Cognitive Science & Psychology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kuliah di Jerman, Kok Kerasan?

22 Agustus 2022   04:48 Diperbarui: 22 Agustus 2022   08:46 1856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Bibliothek atau Perpustakaan Uni Heidelberg | Dokumentasi pribadi

Orang Jerman terbuka dengan perbedaan pendapat. Biasanya mereka tidak menganggap suatu jawaban atau pendapat salah, mereka hanya mengemukakan kalau mereka juga berpendapat sama atau berbeda.

Banyak pula mahasiswa yang tidak setuju dengan profesor mengemukakan keberatannya, bahkan dengan nada yang menurut saya cukup kasar. Malah saya yang merasa tidak enak pada si profesor, karena di Indonesia, kita terbiasa menghormati orang yang lebih tua. 

Di kampus, juga lumrah memanggil nama profesor yang seumur orangtua atau kakek nenek saya dengan nama depannya, misalnya Katja atau Hans, tanpa embel-embel Prof, Dokter, Mister, dll. 

Awalnya saya merasa canggung, namun lama-lama terbiasa juga. Kadang, enak juga melepas filter senioritas dan merasa bebas mengemukakan pendapat terlepas dari umur lawan bicara. 

Sebaliknya, saya juga harus membiasakan diri mendengar anak kecil memanggil nama depan saya tanpa embel-embel Mbak atau Tante, tanpa rasa kaget dan sedikit tersinggung seperti yang saya rasakan di awal mendarat di Jerman.

4. Teratur dan dapat diandalkan

Orang Jerman terkenal dengan keteraturan dan kedisiplinannya, maka sehari-hari frasa favorit mereka adalah "In Ordnung" atau semua beres (harafiah: dalam aturan). 

Jika kita bertanya ke orang Jerman di akhir tahun, misalnya bulan November, umumnya mereka sudah tahu kapan dan ke mana mereka akan ambil cuti dan liburan di awal hingga akhir tahun depan, karena memang di bulan November pekerja harus sudah mengumpulkan kertas rencana cuti tahun depan ke atasannya.

Di depan komputer laboratorium eye-tracking | Dokumentasi pribadi
Di depan komputer laboratorium eye-tracking | Dokumentasi pribadi

 Saat menjalankan eksperimen eye-tracking dengan mahasiswa Jerman, 99% mereka selalu datang tepat waktu.

Sebaliknya, ketika menjalankan eksperimen dengan mahasiswa internasional, khususnya yang berasal dari negara dunia ketiga, sering sekali terlambat dengan berbagai alasan, atau bahkan tidak datang! Padahal, jarak rumah saya ke laboratorium sekitar 30 menit dengan bus, jadi saya sudah menghabiskan waktu sejam di jalan.

Di minggu kuliah saya yang pertama, saya selalu datang ke seminar  mengikuti aturan ini, tepat waktu atau kurang dari 5 menit. Tapi, para Profesor selalu sudah lebih dahulu ada di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun