Muncul pertanyaan mengapa di Zagreb praktik ini masih berlangsung sampai abad ke 17, dimana masa Renaissance dan ilmu pengetahuan mulai menyebar di Eropa.
Salah satu kemungkinan adalah, praktik ini membantu para elit penguasa untuk menyingkirkan perempuan-perempuan yang berbahaya bagi penguasa atau tidak mereka sukai.
Salah satu dari ratusan perempuan malang itu adalah pembuat roti Barica.
Kisah Barica dapat dibaca di novel Marija berjudul Penyihir dari Gric" atau The Witch of Gric" atau "Grika vjetica" dalam Hrvatska (bahasa Kroasia).
Ditinggal mati suaminya, dan harus menghidupi anak-anaknya sendiri, Barica yang masih muda, rajin bekerja dan cantik sukses menjalankan bisnisnya sampai rotinya terkenal di penjuru kota.
Ia juga menarik perhatian salah satu orang penting yang ingin menjadikannya simpanan, namun tentunya ditolak, karena ia ingin berkonsentrasi pada bisnisnya.
Cinta ditolak fitnah bertindak, Barica pun ditangkap dan harus menjalani berbagai siksaan. Untungnya, Ratu Maria Teresa yang saat itu memerintah Zagreb di bawah kekaisaran Habsburg dapat berpikir jernih dan menghapuskan perburuan penyihir. Konon katanya, Barica pun dibebaskan.
Sosok Marija menurut saya ekuivalen dengan Kartini, penulis dan pemikir yang hebat, dan mampu membuktikan bahwa dirinya tidak kalah unggul dengan laki-laki.
Di Museum Kota Zagreb, nama-nama perempuan yang tercatat dieksekusi dengan kejam tercantum di salah satu eksibisi permanen. Yang tidak tercatat? Tentu jauh lebih banyak lagi.