Di negeri tercinta kita Indonesia ini, terdapat beragam suku, budaya dan bahasa. Dengan adanya perbedaan ini, tentunya terdapat banyak orang yang masih mengkotak-kotakan suatu suku, budaya atau bahasa terentu.Â
Contohnya adalah ketika saya yang berasal dari purbalingga merantau di Jogjakarta, dengan keberagaman suku, budaya dan bahasa terkadang banyak orang yang berbicara dengan logat "ngapak" kepada saya tanpa mengetahui arti dari kata yang mereka ucapkan tersebut.Â
Tentunya hal ini termasuk kedalam strereotip. Makna dari stereotip sendiri adalah dimana seseorang memberikan prasangka yang berdasar pada penilaian atau anggapan dari suatu karakteristik orang lain. Adapun karakteristik tersebut seperti ras, jenis kelamin, suku, bahasa, dan masih banyak lagi.
Hal ini dapat berdasarkan pada teori Komunikasi Antar Budaya yang membahas mengenai budaya dan identitas. Menuut Samovar dan Porter (Mulyana & Rakhmat, 2006) Budaya mempengaruhi cara orang yang berkomunikasi dan identitas adalah hal-hal yang membuat orang berbeda dari orang lain.Â
Samovar juga membahas terkait strereotip, strereotip menurut samovar adalah bantuk pengelompokan yang mengatur pengalaman seseorang dan mengarahkan sikap seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu. Hal ini tentunya berkaitan dengan pengalaman yang sudah dijelaskan diatas.
Stereotip yang dikatakan oleh Samovar terbukti dengan adanya pengalaman yang saya alami yaitu ketika saya berada di Jogjakarta untuk merantau, tidak sedikit orang yang mengajak berbicara dengan menggunakan bahasa ngapak namun dengan nada yang sedikit "mengejek" dan terkadang hal tersebut tentu membuat saya pribadi merasa kurang nyaman.Â
Maka dari itu, kita sebagai orang Indonesia, sebaiknya lebih dapat menghargai kebudayaan dan bahasa dari masing-masing individu. Kita dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lebih universal dan dapat dipahami oleh semua orang dengan baik. Dengan begini, komunikasi pun akan berjalan dengan baik dan lancar.
                                           Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H