Mohon tunggu...
Fransisca DivaAyu
Fransisca DivaAyu Mohon Tunggu... Jurnalis - hai! it's me diva!

trust the process

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Kreatif Indonesia: Apakah Sudah Efektif?

21 Desember 2020   23:36 Diperbarui: 22 Desember 2020   09:28 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sektor Ekonomi Kreatif

startup harus memiliki tim (minimal dua orang).

  • startup yang masih mencari bimbingan dari mentor lokal maupun nasional dan bersedia berkomitmen melalui seluruh kegiatan program BEK-UP.

  • Berdasarkan data yang ada, terbukti bahwa ekonomi kreatif mempunyai peran yang sangat besar dalam memajukan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengandalkan kekreativitasan, kepintaran intelektual, inovasi, keterampilan, serta bakat yang menjadi potensi dari masing-masing individu sebagai penggeraknya. Hal ini yang menjadikan ekonomi kreatif telah banyak memberikan kontribusi dalam menyumbang pemasukan PDB Indonesia. Melalui kenyataanya, kegiatan ekonomi kreatif yang telah berjalan di Indonesia mampu  menunjukan perfoma yang sangat positif dengan berbagai kebijakan dan regulasi yang dapat dikatakan sangat handal terhadap pelaku ekonomi kreatif, bahkan pada saat ini pemerintah telah  memberi ruang khusus untuk para penggiat sektor ekonomi kreatif. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi dan Kreatif, hasil ekspor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai Rp. 119. Ini tentu sebuah pencapaian yang sangat potensial bagi perkembangan negeri ini.

     Ekonomi Kreatif memiliki 16 sektor dengan penyumbang terbesar dalam pembangunan pada sektor kuliner, fashion, dan kriya. Sektor tersebut menyumbang 1.000 triliun rupiah dalam pembangunan ekonomi dengan total PDB sekitar 14.800 triliun rupiah. Melihat realitas ini, sangat disayangkan apabila hanya 3 sektor saja yang didukung pembangunannya oleh pemerintah. Maka dari itu perlu dilakukan pembangunan secara komprehensif terhadap 16 sektor ekonomi kreatif sehingga hasilnya dapat berdampak secara lebih nyata dalam pembangunan ekonomi.

    Dalam pelaksanaannya, IKKON memiliki kelebihan serta kekurangannya sendiri. IKKON dapat menempatkan seseorang atau sekelompok orang untuk mendorong serta memanfaatkan potensi ekonomi kreatif di setiap daerah di Indonesia. Orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang profesional dalam bidang masing-masing, sesuai sektor-sektor dari ekonomi kreatif. Hal ini membawa pengaruh positif karena bagi masyarakat setempat karena mereka dapat belajar langsung dari ahlinya. Informasi yang disampaikan oleh anggota IKKON merupakan informasi yang kredibel dan dapat dipercaya. Edukasi serta informasi mengenai ekraf disampaikan serinci mungkin, karena sudah terlatih dalam hal terjun di lapangan. 

    IKKON sudah dijalankan sejak 2016. Namun, pelaksanaannya tidak terlalu berkembang karena per tahunnya, IKKON hanya melaksanakan program di 5 daerah saja. Seharusnya, program ini bisa diperluas jangkauannya ke seluruh daerah di Indonesia sehingga masyarakat serta para pelaku ekonomi dapat teredukasi dan terdorong untuk memanfaatkan potensi daerah yang ada. Selain itu, mereka juga dapat mengetahui potensi apa saja yang mendukung dalam pengembangan ekonomi kreatif lokal di daerah masing-masing. Perkembangan ekonomi kreatif dari berbagai daerah inilah yang mendukung bertumbuhnya perekonomian negara.

    Program selanjutnya adalah BEK-UP yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) guna meningkatkan sektor-sektor  ekonomi kreatif. BEK-UP yang telah diadakan sejak 2016 ini memberikan fasilitas di 17 kota Indonesia. Program ini berfokus pada startup lokal dengan media teknologi digital. Hal yang paling utama dalam BEK-UP adalah teknologi digital dengan harapan terjadi akselerasi bisnis yang berdampak pada percepatan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf). Teknologi digital juga merupakan hal yang paling mungkin dilakukan mengingat kondisi saat ini sedang Pandemi Covid-19. Pandemi ini berdampak pada segala aspek kehidupan termasuk sektor ekonomi kreatif. Para pelaku usaha diharapkan mampu beradaptasi dengan berfokus dan melakukan inovasi menggunakan teknologi. Goal atau harapan terbesarnya adalah Startup Digital Indonesia memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi, tidak hanya pertumbuhan ekonomi saja dengan kualitas dan daya saing yang kompetitif.

    Apa yang Harus Dilakukan Oleh Pemerintah?

    Berdasarkan strategi yang sudah dipaparkan, dapat dilihat bahwa pemerintah hanya berfokus pada bagaimana meningkatkan sektor-sektor ekonomi kreatif. Pemerintah dirasa hanya berfokus pada peningkatan sektor dan kurang memperhatikan peningkatan kualitas SDM yang ada di Indonesia. Hal ini seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah karena kualitas SDM yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor ekonomi kreatif. Padahal kita sebagai masyarakat awam yang ingin melakukan usaha di bidang ekonomi kreatif memerlukan adanya sosialisasi, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan supaya dapat memahami konsepnya. Pada program IKKON, misalnya. Program ini sudah baik dalam pelaksanaannya, hanya saja kurang merata. Hanya sebagian kecil daerah Indonesia yang melaksanakan program ini. Bagaimana dengan orang-orang yang tidak berada di daerah tersebut? Mereka tentunya tidak mendapat pembekalan yang cukup untuk memulai usaha di bidang ekonomi kreatif, yang dapat menjadi salah satu penghambat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. 

    Hal ini sejalan dengan fakta bahwa banyak diantara kita yang belum mengenal dan memahami sektor ekonomi kreatif. Masyarakat hanya mengetahui hasil-hasil kerajinan sebagai karya yang mengekspresikan suatu budaya atau kebudayaan dan dijual. Mereka juga cenderung lebih menyukai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri (Rosiady, 2017). Budaya konsumtif juga masih berkembangbiak di Indonesia dimana para masyarakat masih malas-malasan untuk menciptakan sesuatu dan bersikap produktif. Mirisnya, banyak dari kita belum bisa mengapresiasi karya orang Indonesia yang membuat orang takut untuk berkarya di negara sendiri. Jika hal ini terus terjadi, orang-orang berbakat yang seharusnya dimiliki oleh Indonesia bisa "kabur" ke negara lain karena merasa karya mereka lebih diapresiasi disana. 

    Upaya yang Dapat Dilakukan Oleh Mahasiswa 

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun