Mereka sudah hidup bahkan sebelum adanya dinosaurus. Sampai sekarang pun, mereka  masih ada di sekitar kita. Dimanapun kakimu berpijak, mereka ada.
Mungkin kamu tak sadar akan kehadiran mereka. Aku menyebut 'mereka' karena memang mereka tidak sedikit jumlahnya. Mereka tak kasat mata, namun mereka bukanlah hantu. Sekarang mungkin mereka sedang menempel di barang-barang kesayanganmu atau sedang berterbangan di sekitarmu. Atau jangan-jangan.. mereka sudah masuk ke dalam tubuhmu!? Hati-hati!
Organisme kecil ini namanya Bakteri, sekali lagi bukan hantu ya. Sebelum kita ke inti topik pembahasan kita kali ini, mari kita mengenal terlebih dahulu apa sih bakteri itu. Sel Bakteri merupakan sel prokariotik yang berarti bakteri tidak memiliki nukleus (membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel dengan bagian sel lainnya). Â Bakteri pertama kali ditemukan oleh Antoine van Leeuwenhoek pada tahun 1674. Kelompok organisme prokariotik ini merupakan organisme yang jumlahnya paling banyak karena merekalah yang paling muda bereproduksi.
Dia ini super kecil dan tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang, karena itu kita butuh mikroskop. Dan karena itu pula Bakteri disebut sebagai organisme yang mikroskopis. Pada umumnya, diameternya hanya sekitar 0,5-5 mikrometer. Bakteri merupakan organisme sel tunggal yang tidak termasuk hewan maupun tumbuhan.Â
Jumlah bakteri di dunia ini tidak sedikit. Kira-kira, apabila kita membuatnya dalam perbandingan, dari 1 gram tanah saja akan terdapat 40 juta sel bakteri dan dalam 1 milimeter air segar akan terdapat 1 juta sel bakteri. Kebayangkan sebanyak apa bakteri di bumi kita ini? Dan dari jumlah yang sebanyak itu, tidak sampai 1% dari keseluruhannya terbukti membawa penyakit kepada manusia loh.
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, seperti basil, kokus dan spirilum yang dimana itu merupakan bentuk dasar dari sel bakteri. Selain bentuk dasar, Bakteri juga memiliki bentuk perpaduan dan bentuk kumpulan.
Dinding sel bakteri berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik, dan menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang hipotonis (tekanan osmotik lebih rendah).
Membran plasma berfungsi sebagai pembungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel. Membran plasmanya bersifat selektif permeabel dimana hal ini sangat menguntungkan bakteri karena artinya hanya zat-zat tertentu saja yang dapat lewat. Ini akan membantu dalam pertahanan hidup bakteri karena zat-zat yang dianggap mengancam akan sukar untuk masuk ke dalam sel bakteri.
Mesosom berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel, dan menerima DNA pada saat konjugasi. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel. Ribosom berfungsi dalam sintesis protein.
Bakteri memiliki 2 macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom yang merupakan materi genetik yang menentukan sebagian besar sifat-sifat metabolisme bakteri, dan DNA nonkromosom (plasmid) yang berfungsi untuk menentukan sifat-sifat bakteri, seperti misalnya sifat patogen, dan sifat kebal terhadap suatu antibiotik. Pada umumnya, bakteri akan tetap dapat hidup walaupun plasmidnya dikeluarkan dari sel. DNA nonkromosom (plasmid) memiliki ukuran yang jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan DNA kromosom.
Bakteri pada umumnya memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai cadangan makanan atau untuk menyimpan senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya. Vakuola gas hanya dimiliki oleh bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup di dalam air dan berfungsi agar bakteri dapat mengapung di permukaan air untuk mendapatkan cahaya matahari. Klorosom berfungsi untuk fotosintesis dan hanya terdapat di bakteri fotosintetik.
Flagela berfungsi sebagai alat gerak dari bakteri. Pilus atau fimbria memiliki ciri yang lebih kecil, pendek dan kaku jika dibandingkan dengan flagela. Fungsinya adalah untuk membantu bakteri menempel pada media tempat hidupnya dan untuk melekatkan diri dengan sel bakteri lain untuk transfer DNA pada saat terjadi konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut pilus seks.
Dari fungsi organel-organel sel bakteri tersebut, kita akan menggaris bawahi fungsi kerja dari kapsul (lapisan lendir), dinding sel serta membran plasma. Fungsi dari ketiga organel ini sangat berpengaruh dalam pertahanan sel bakteri apabila sel bakteri mendapat serangan yang mengancam dari luar sel. Sel bakteri punya pertahanan yang cukup kuat untuk bertahan di tempat ekstrim apabila fungsi dari ketiga organel tersebut dapat berjalan dengan baik.
Bakteri ada yang dapat memproduksi makanannya sendiri dari senyawa anorganik (autotrof), baik itu dengan cara fotosintesis (fotoautotrof) atau dengan menggunakan energi kimia (kemoautotrof). Namun, ada juga bakteri yang mendapatkan makanannya melalui organisme lain (heterotrof). Bakteri heterotrof ada yang mengurai organisme lain (saproba), ada yang menjadi bakteri parasit, dan ada juga bakteri yang melakukan simbiosis mutualisme.
Bakteri dapat hidup di berbagai habitat sesuai dengan cara hidup mereka. Ada yang hidup di tubuh hewan, tumbuhan, tubuh manusia, di air tawar, air laut, tanah, sampah atau kotoran, sisa-sisa organisme yang sudah mati, dan di bahan makanan. Pada umumnya, bakteri akan tumbuh subur di lingkungan yang cenderung basah dan lembap, dengan suhu sekitar 25-27C. Ada juga sebagian jenis bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang ekstrem. Misalnya seperti hidup di lingkungan yang terlalu asam, basa, panas, dingin, asin, manis, tanpa oksigen maupun ada oksigen.
Membahas soal kebutuhan oksigen bagi Bakteri, tidak semua bakteri butuh oksigen loh. Bahkan ada bakteri yang bisa mati apabila dia hidup di lingkungan yang terdapat oksigen disana. Bakteri yang tidak dapat hidup dengan oksigen sama sekali ini disebut Bakteri anaerob obligat. Sedangkan bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup disebut Bakteri aerob. Dan ada juga Bakteri yang dapat hidup baik dengan oksigen ataupun tanpa oksigen. Bakteri ini disebut anaerob fakultatif.
Sebagian jenis dari Bakteri dapat bertahan hidup walaupun lingkungannya ekstrem. Bagaimana bisa begitu? Ini dikarenakan Bakteri akan membentuk endospora di dalam sel. Endospora yang dibentuk ini merupakan versi tidak aktif atau bisa kita bilang versi istirahat dari bakteri itu sendiri. Endospora bersifat sedikit impermeabel dimana berarti dia akan lebih tahan terhadap disinfektan, kekeringan, sinar, suhu yang panas, dan juga suhu yang dingin. Lalu apabila nantinya kondisi lingkungan hidupnya membaik, endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk jika terjadi penumpukan zat-zat sisa dari metabolisme hasil ekskresi bakteri yang mengganggu di sekitar sel. Bentuk dari endospora ini sendiri ada yang bulat dan ada yang bulat-panjang. Namun, ternyata tidak semua Bakteri dapat membentuk endospora, dan sebagian besar dari Bakteri yang dapat membentuk endospora adalah Bakteri Gram positif. Tapi, karena kemampuan Bakteri untuk bertahan di tempat ekstrem seperti inilah yang membuat sangat kecil kemungkinannya bagi bakteri untuk punah.
Hal ini benar-benar terjadi dan bukan hanya teori semata. Setelah mengenal sedikit tentang Bakteri, ada beberapa kasus dimana bisa kita bilang bahwa bakteri merupakan organisme yang hidup abadi.
"Pada Agustus 2016, di sebuah sudut terpencil tundra Siberia yang disebut Semenanjung Yamal di Lingkungan Arktik, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun meninggal dan setidaknya dua puluh orang dirawat di rumah sakit setelah terinfeksi oleh antraks.Â
Teorinya adalah bahwa, lebih dari 75 tahun yang lalu, seekor rusa kutub yang terinfeksi antraks meninggal dan bangkai bekunya terjebak di bawah lapisan es. Disana ia bertahan sampai gelombang panas datang di musim panas 2016, saat lapisan es mulai mencair. Ini mengekspose jenazah rusa kutub dan melepaskan antraks ke air dan tanah di dekatnya, lalu masuk ke dalam persediaan makanan."
Kedua kasus ini telah memperjelas betapa kuatnya pertahanan hidup dari sel Bakteri. Hidup di lingkungan yang sangat ekstrem seperti itu dalam kurun waktu yang tidak sebentar bisa menjadi alasan kuat bahwa dalam tahun-tahun kedepan pun, Bakteri akan tetap hidup dan tidak akan punah. Bukan hanya itu saja, bakteri-bakteri patogen (penyebab penyakit) dapat dengan mudah tersebar lewat hal-hal sederhana, seperti bersentuhan dengan benda yang mengandung bakteri, dan masuknya makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri ke dalam tubuh. Bakteri juga dapat tersebar melalui udara lewat partikel embun ketika kita batuk atau bersin.
Tidak hanya bakteri patogen saja, tetapi bakteri baik pun apabila mereka berpindah ke tempat yang bukan habitat aslinya, mereka dapat menjadi sumber penyakit. Dan sekarang antibiotik mulai terancam punah karena tidak mampu lagi melawan bakteri yang resisten. Hal ini dikarenakan Bakteri yang terus berkembang dan berevolusi dari waktu ke waktu.
Dari analisa serta bukti kasus, dapat kita tarik kesimpulan akhir bahwa bakteri tidak akan punah dengan mudahnya. Tapi secara logika mungkin bakteri akan punah apabila bumi kita hancur. Namun, setelah melihat seberapa kuat pertahanan hidup organisme yang satu ini, ada kemungkinan juga bakteri dapat menemukan tempat hidup yang baru selain di bumi kita ini. Apalagi mengingat ada jenis-jenis bakteri tertentu yang dapat hidup tanpa oksigen.
Artikel ini mungkin sampai disini dulu. Saya berharap artikel ini dapat menjawab pertanyaan tentang kepunahan bakteri atau hanya sekadar menambah informasi dan pengetahuan bagi para pembaca. Terima kasih!
Daftar Pustaka :
- Irnaningtyas (Ed.). 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
- _____. (2018), "Bakteri ; Pengertian, Macam dan Strukturnya." https://www.go-dok.com/bakteri-pengertian-macam-dan-strukturnya/ (diakses tanggal 21 Agustus 2018)
- Jasmin Fox-Skelly. (2017), "Ada penyakit tersembunyi dalam es, dan mereka mulai bangkit." https://www.bbc.com/indonesia/vert-earth-39869249 (diakses tanggal 22 Agustus 2018)
- _____. (2014), "WHO: Antibiotik Terancam Punah." https://m.suara.com/health/2014/03/06/141933/penggunaan-tak-tepat-sebabkan-antibiotik-terancam-punah-2 (diakses tanggal 22 Agustus 2018)
- Novi Sulistia Wati. (2017), "Bagaimana Bakteri Bisa Menyebar dan Menyebabkan Penyakit?." https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/proses-penyebaran-bakteri-adalah/ (diakses tanggal 24 Agustus 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H