Mohon tunggu...
Fransisca Anastasia Fortuna
Fransisca Anastasia Fortuna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakuktas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lulusan Kesehatan Masyarakat & Program Limited Edition di Puskesmas Mojopanggung, Banyuwangi

2 Januari 2025   17:18 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:18 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang memainkan peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk memberikan akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Dalam menjalankan tugasnya, Puskesmas membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkomitmen, salah satunya adalah lulusan Program Studi Kesehatan Masyarakat. Lulusan ini dibekali pengetahuan dan keterampilan di bidang promotif dan preventif, yang sangat penting untuk mendukung upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Peran utama mereka meliputi penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan yang dapat memicu penyakit, dan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai program kesehatan. Selain itu, lulusan Kesehatan Masyarakat juga diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membantu pemerintah dalam merancang kebijakan kesehatan berbasis kebutuhan lokal. Artikel ini akan membahas secara mendalam kontribusi lulusan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Mojopanggung, Banyuwangi, termasuk berbagai program inovatif yang telah dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

Wilayah Kerja dan Peran Lulusan Kesehatan Masyarakat 

Puskesmas Mojopanggung melayani wilayah yang luas, mencakup empat kelurahan, yaitu Mojopanggung, Giri, Penataban, dan Boyolangu, serta dua desa, yaitu Grogol dan Jambesari. Dengan cakupan wilayah kerja yang besar ini, diperlukan pendekatan strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan lulusan Kesehatan Masyarakat untuk ditempatkan di bidang promosi kesehatan. Mereka memiliki tugas penting dalam memastikan informasi kesehatan dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat luas, sehingga kesadaran akan kesehatan dapat meningkat. Salah satu tugas utama lulusan Kesehatan Masyarakat adalah melaksanakan penyuluhan kesehatan. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai platform, baik secara langsung di komunitas maupun melalui media sosial. Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai materi edukasi yang menarik dan relevan dengan isu kesehatan terkini. Materi ini dapat berupa poster, video, artikel, atau infografis yang dirancang untuk mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, mereka juga memiliki peran penting dalam pengelolaan media sosial Puskesmas Mojopanggung. Media sosial digunakan sebagai sarana penyebaran informasi yang efektif, memungkinkan pesan-pesan kesehatan menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk kelompok muda yang lebih akrab dengan teknologi. Lulusan Kesehatan Masyarakat bertindak sebagai administrator media sosial, memastikan bahwa informasi yang disampaikan selalu akurat, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tugas lainnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai isu kesehatan yang sedang marak, seperti hipertensi, diabetes, stunting, dan penyakit gondongan (parotitis). Kegiatan edukasi ini dilakukan secara terjadwal di berbagai lokasi strategis, seperti sekolah-sekolah, posyandu, dan tempat-tempat lain yang sering dikunjungi masyarakat. Dengan pendekatan yang terstruktur, mereka mampu menjangkau banyak individu, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Selain itu, edukasi berbasis komunitas menjadi salah satu metode andalan yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program kesehatan. Dalam pendekatan ini, lulusan Kesehatan Masyarakat berperan sebagai fasilitator yang menjembatani antara pemerintah dan masyarakat. Mereka tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mendengarkan kebutuhan masyarakat dan mencari solusi bersama untuk meningkatkan kualitas hidup di wilayah tersebut. Dengan semua tugas ini, lulusan Kesehatan Masyarakat memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Keberhasilan mereka dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan tidak hanya membantu mengurangi prevalensi penyakit, tetapi juga memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas. 

Keberhasilan dan Tantangan Edukasi Kesehatan 

Program edukasi yang dilaksanakan di Puskesmas Mojopanggung memberikan hasil yang beragam, tergantung pada topik dan pendekatan yang digunakan. Beberapa program, seperti edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pencegahan hipertensi, menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup baik. Program-program ini berhasil diterapkan oleh masyarakat karena topiknya yang lebih mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan seharihari. Namun, tidak semua program edukasi mendapatkan respons yang sama positifnya. Kampanye pencegahan kanker dan anti-merokok, misalnya, menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaannya. Tantangan-tantangan ini tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari keterbatasan internal yang ada di Puskesmas. Salah satu faktor utama yang memengaruhi keberhasilan program edukasi adalah tingkat pendidikan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah seringkali menghadapi kesulitan dalam menerima dan memahami informasi baru, terutama jika informasi tersebut berhubungan dengan isu-isu kesehatan yang kompleks. Sebagai contoh, pencegahan kanker memerlukan pemahaman yang mendalam tentang deteksi dini dan pentingnya gaya hidup sehat, yang mungkin sulit dipahami oleh kelompok masyarakat tertentu. Selain itu, budaya dan mitos lokal juga menjadi hambatan yang signifikan. Banyak masyarakat masih mempercayai mitos yang tidak berdasarkan bukti ilmiah, seperti pantangan makanan tertentu bagi ibu hamil atau anggapan bahwa penyakit tertentu tidak dapat dicegah. Hal ini sering kali bertentangan dengan pesan-pesan kesehatan yang disampaikan oleh petugas Puskesmas, sehingga edukasi menjadi kurang efektif. Faktor lain yang turut memengaruhi efektivitas program adalah dukungan logistik dan sumber daya. Keterbatasan alat peraga edukasi, seperti poster, leaflet, atau video, membuat penyampaian informasi menjadi kurang menarik dan sulit dipahami. Selain itu, jumlah tenaga kesehatan yang terbatas juga membatasi jangkauan program edukasi, terutama di wilayah yang luas seperti yang dilayani oleh Puskesmas Mojopanggung. Kondisi ini mengurangi frekuensi dan intensitas penyuluhan, sehingga pesan kesehatan tidak dapat disampaikan secara konsisten kepada masyarakat. Untuk memastikan program-program ini tetap relevan dan efektif, Dinas Kesehatan setempat melakukan evaluasi setiap tiga bulan sekali. Evaluasi ini mencakup berbagai aspek, seperti tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan edukasi, perubahan perilaku yang diamati setelah program dilaksanakan, serta dampak nyata terhadap indikator kesehatan lokal. Penilaian yang terstruktur ini membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan program, sehingga strategi yang lebih baik dapat diterapkan di masa mendatang. Dengan berbagai upaya tersebut, Puskesmas Mojopanggung terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas edukasi kesehatan demi mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.

Pendekatan Komunikasi Terapeutik 

Pendekatan komunikasi terapeutik diterapkan untuk meningkatkan hubungan antara tenaga kesehatan dan masyarakat. Komunikasi ini melibatkan empati, pemahaman budaya, dan keterampilan interpersonal yang baik. Salah satu tantangan utama adalah menangani ibu hamil yang sering merasa lelah, emosional, dan dipengaruhi oleh mitos setempat. Namun, melalui komunikasi yang baik, tenaga kesehatan mampu membangun kepercayaan dan memastikan keberlanjutan program edukasi. 

Program Limited Edition: Pelatihan USG Gratis

Pada kunjungan penulis ke Puskesmas Mojopanggung, sedang berlangsung program pelatihan USG bagi dokter umum. Program ini hanya dilaksanakan di dua Puskesmas di Banyuwangi, yaitu Mojopanggung dan Singonjuruh, pada 6-13 November 2024. Program ini melibatkan 15 dokter On Job Training (OJT) di setiap Puskesmas, dengan ibu hamil sebagai responden. Sebagai bentuk apresiasi, para ibu hamil diberikan uang transportasi dan makanan ringan. Pelatihan USG ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dokter umum dalam melakukan diagnosis awal kehamilan. Program ini juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui layanan USG gratis yang jarang tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama.  

Peran Strategis dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat 

Kontribusi lulusan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Mojopanggung tidak hanya terbatas pada tugas edukasi dan promosi kesehatan, tetapi juga mencakup peran strategis dalam pengembangan kebijakan lokal yang berfokus pada pencegahan penyakit. Mereka berperan aktif dalam merancang dan melaksanakan inisiatif-inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Salah satu program utama yang dikoordinasikan oleh lulusan Kesehatan Masyarakat adalah penanganan stunting. Program ini dilakukan melalui kerja sama erat dengan posyandu yang ada di berbagai kelurahan dan desa. Dalam pelaksanaannya, mereka memberikan pelatihan khusus kepada kader posyandu untuk mendeteksi dan menangani kasus stunting secara dini. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang gizi seimbang, pentingnya pemberian ASI eksklusif, dan langkah-langkah preventif yang dapat diambil oleh keluarga untuk mencegah terjadinya stunting. Selain itu, lulusan Kesehatan Masyarakat juga berperan penting dalam pengelolaan data kesehatan masyarakat. Mereka bertanggung jawab atas pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang berhubungan dengan kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mojopanggung. Data yang diperoleh mencakup berbagai indikator, seperti angka kejadian penyakit, status gizi, dan tingkat partisipasi masyarakat dalam program kesehatan. Analisis data ini digunakan untuk merancang intervensi yang lebih tepat sasaran, sehingga program-program yang dijalankan dapat memberikan dampak yang maksimal. Dengan pendekatan berbasis data, mereka mampu mengidentifikasi kelompok yang paling rentan dan mengarahkan sumber daya ke area yang membutuhkan perhatian lebih besar. Kolaborasi dengan berbagai lembaga lokal juga menjadi bagian integral dari tugas mereka. Lulusan Kesehatan Masyarakat aktif menjalin kemitraan dengan sekolah-sekolah, organisasi masyarakat, dan pemerintah daerah untuk memperluas cakupan program kesehatan. Di lingkungan sekolah, mereka bekerja sama dengan guru dan staf untuk menyelenggarakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kesehatan, seperti kampanye cuci tangan dan edukasi tentang gizi. Dengan organisasi masyarakat, mereka mengembangkan program berbasis komunitas yang melibatkan warga secara langsung dalam upaya meningkatkan kesehatan lingkungan. Sementara itu, dengan pemerintah daerah, mereka membantu merancang kebijakan yang mendukung upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Melalui berbagai peran dan tanggung jawab ini, lulusan Kesehatan Masyarakat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mojopanggung. Mereka tidak hanya menjadi fasilitator antara masyarakat dan pemerintah, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mendorong implementasi kebijakan berbasis bukti untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif. 

Kesimpulan 

Lulusan Program Studi Kesehatan Masyarakat berperan penting dalam mewujudkan visi dan misi Puskesmas Mojopanggung sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dengan bekal pengetahuan yang mendalam dan keterampilan praktis, mereka menjalankan tugas-tugas yang mencakup edukasi kesehatan kepada masyarakat, baik secara langsung melalui interaksi tatap muka maupun melalui media digital. Edukasi ini meliputi berbagai isu kesehatan seperti pencegahan penyakit menular, pengelolaan penyakit kronis, hingga promosi gaya hidup sehat. Salah satu pendekatan yang diimplementasikan adalah komunikasi terapeutik, di mana tenaga kesehatan membangun hubungan yang baik dengan pasien dan masyarakat guna menciptakan rasa percaya dan meningkatkan efektivitas penyampaian informasi kesehatan. Komunikasi ini memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan, seperti rendahnya tingkat literasi kesehatan dan keberadaan mitos kesehatan yang masih kuat di masyarakat. Selain itu, keterlibatan dalam program inovatif seperti pelatihan USG tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis dokter dan tenaga kesehatan lainnya, tetapi juga memberikan akses layanan kesehatan berkualitas bagi ibu hamil yang sebelumnya sulit dijangkau. Meskipun tidak terlepas dari berbagai hambatan, seperti keterbatasan sumber daya dan resistensi masyarakat terhadap perubahan, keberhasilan program di Mojopanggung menunjukkan dampak nyata dari kontribusi lulusan Kesehatan Masyarakat. Mereka tidak hanya berperan sebagai pelaksana program, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membantu menciptakan kebijakan dan solusi yang relevan dengan kebutuhan lokal. Keberhasilan ini menjadi bukti kuat bahwa tenaga kesehatan masyarakat memegang peranan kunci dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan primer, serta dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.

Referensi

Departemen Kesehatan RI. (2023). Pedoman Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Kemenkes RI. 

World Health Organization. (2022). Community Health Promotion Strategies. Geneva: WHO. 

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (2024). Laporan Tahunan Kesehatan Masyarakat. Banyuwangi: Dinkes Banyuwangi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun