Jika kita mendengar kata Palestina, rasanya yang terbayang adalah sebuah daerah penuh konflik, peluru tak henti berdesing diiringi kepulan asap tebal menyelimuti udara, serta tetesan darah pejuang intifada, kaum lelaki dan perempuan yang bahu-membahu berjuang demi mempertahankan kemerdekaan mereka dari pendudukan Israel. Puluhan tahun, Palestina selalu diidentikkan dengan perang.  Namun sebenarnya, di balik peperangan yang seolah tak berkesudahan, ada sebagian pemuda dan pemudi asal Palestina yang memiliki talenta bermusik yang mumpuni, yang mungkin selama ini belum kita dengar kiprahnya.
Beberapa dari pemuda dan pemudi Palestina bertalenta musik itu, tergabung dalam Palestine National Orchestra (PNO). Ya, ternyata Palestina yang identik dengan peperangan itu memiliki sebuah orkestra kelas dunia.  Orkestra ini bernaung di bawah Universitas Birzeit yang terletak dekat dengan kota Ramallah. Saat ini PNO terdiri atas 48 musisi dari berbagai negara, diaspora bangsa Palestina yang menetap di berbagai belahan dunia. Karena faktor situasi dalam negeri, PNO memang belum memiliki tempat yang tetap di negara Palestina. Namun meski separuh dari musisinya tidak tinggal di Palestina, ada satu hal yang mengikat mereka, yaitu kecintaan yang mendalam terhadap bangsa dan tanah air mereka. Sampai saat ini mereka tetap konsisten berjuang untuk Palestina melalui lantunan musik. Anggota orkestra ini juga bukan musisi sembarangan karena sebelumnya mereka sudah bergabung dengan kelompok orkestra terkenal seperti Royal Academy (Inggris), Paris Conservatoire, dan Los Angeles Orchestra. Palestine National Orchestra telah menunjukkan kebolehannya di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, namun belum pernah tampil di hadapan publik Asia. Indonesia sungguh beruntung, karena Jakarta terpilih sebagai lokasi konser yang pertama kalinya akan mereka gelar di daratan Asia. Konser perdana ini akan diselenggarakan selama dua hari berturut-turut, tanggal 30-31 Maret 2013. Tentunya PNO berharap akan sambutan meriah dari publik Indonesia, sebuah negara yang sejak kemerdekaannya telah menjadi saudara bangsa Palestina dalam ikut memperjuangkan kebebasan mereka dari pendudukan Israel. Konser perdana PNO di Asia ini akan diselenggarakan di salah satu gedung konser terbaik di Indonesia yaitu di Aula Simfonia Jakarta, 30-31 Maret 2013.   Konduktor asal Vienna Philharmonic Orchestra, Matthew Coorey akan memimpin orkestra ini. Mengejawantahkan persaudaraan Indonesia dan Palestina dalam bermusik, PNO akan berkolaborasi dengan beberapa musisi Indonesia dari Twilite Orchestra pimpinan konduktor Addie MS. Di antaranya adalah Rama Widi, pemain harpa andal asal Indonesia. Bersama, mereka akan membawakan karya klasik dari Mozart dan Beethoven, karya dari komponis berdarah Palestina Kinan Azmeh dan Wissam Boustany, serta lagu nasional Indonesia. Dalam konser nanti publik akan disuguhi penampilan soprano handal yang jelita, Mariam Tamaki. Perempuan blasteran Palestina-Jepang ini akan menyanyikan komposisi sulit milik Rossini dan Mozart. Mariam juga akan menyanyikan salah satu lagu nasional Indonesia nanti. Yang unik dari penampilan Mariam di Indonesia adalah bahwa ia akan mengenakan kebaya rancangan Anne Avantie. Mariam sangat bangga bisa mengenakan kebaya rancangan salah satu desainer kebaya terbaik Indonesia ini. Anda bisa mengintip keindahan kebaya Anne Avantie yang akan dikenakan Mariam dari foto di bawah ini. [caption id="attachment_235218" align="alignnone" width="300" caption="Mariam Tamaki - Soprano Palestina National Orchestra dengan Kebaya Anne Avantie"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H