Mohon tunggu...
Frans Elka Saputra
Frans Elka Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hanya mencoba untuk berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sang Kupu-kupu Malam

1 Mei 2016   17:43 Diperbarui: 1 Mei 2016   18:04 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bagai tersambar petir, itulah yang dirasakan arya setelah dokter menceritakan tentang bagaimana kondisi Ratna

"penyakit Ratna sudah sangat parah. dia terkena penyakit kelamin sifillis. karena penanganan medis yang sudah sangat terlambat, kecil kemungkinan Ratna untuk bisa sembuh" kata Dokter

"tolong dok, tolong Ratna.. tolong calon istri saya.. lakukan apa saja demi kesembuhan dia. berapapun biayanya akan saya bayar" kata arya sambil menangis

"sabar mas. penyakit Ratna sudah sangat parah. kita sebagai tim medis akan bekerja semaksimal mungkin. kita berdoa saja semoga penyakit Ratna bisa teratasi" kata dokter

aryapun keluar dari ruang dokter dengan langkah yang gontai. airmatanya tak berhenti menetes

akhirnya ratna siuman.

"dimana aku?" tanya Ratna

arya dan ibunya ratna pun langsung menghampiri ratna ketika mendengar ratna sudah siuman

"tenang nak, ini kamu sekarang dirumah sakit. kemarin kamu sempat pingsan" kata ibu ratna sambil menitikkan airmata

"iya ratna, kamu kemaren pingsan akhirnya kamu siuman juga" kata arya sambil menangis

"ibu ratna minta maaf. ratna punya banyak salah sama ibu. ratna juga tidak bisa menjadi anak yang baik buat ibu. ratna merasa waktu ratna didunia ini sudah dekat bu. ratna nanti minta tolong bu. punya sebuah surat yang ratna simpan dilemari ratna. tolong surat itu serahkan sama mas arya jika nanti ratna sudah tidak ada" kata ratna terhadap ibunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun