Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Dampak Polusi Suara Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

30 Januari 2025   15:48 Diperbarui: 30 Januari 2025   15:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Polusi Suara terhadap Lingkungan dan Ekosistem

Tidak hanya manusia, ekosistem juga merasakan dampak dari polusi suara. Burung, misalnya, mengandalkan suara untuk berkomunikasi, mencari pasangan, dan mempertahankan wilayahnya. Namun, di daerah dengan kebisingan tinggi, pola komunikasi burung menjadi terganggu. Banyak spesies burung yang harus mengubah frekuensi suaranya atau bahkan berpindah habitat karena tidak dapat bersaing dengan kebisingan buatan manusia.

Di lautan, polusi suara dari aktivitas manusia telah menyebabkan gangguan besar bagi kehidupan biota laut. Sonar militer dan suara eksplorasi minyak di laut dalam dapat mengganggu sistem navigasi paus dan lumba-lumba, menyebabkan mereka tersesat atau bahkan terdampar di pantai. Beberapa studi menunjukkan bahwa ledakan suara bawah laut dapat merusak jaringan pendengaran mamalia laut, membuat mereka kehilangan orientasi dan kesulitan dalam mencari makan.

Gangguan akibat polusi suara juga terjadi pada hewan darat. Misalnya, beberapa spesies serangga dan amfibi yang menggunakan suara untuk menarik pasangan mengalami penurunan populasi karena suara mereka tersaingi oleh kebisingan manusia. Perubahan ini dapat berdampak pada rantai makanan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Solusi untuk Mengurangi Polusi Suara

Meskipun polusi suara sulit dihindari sepenuhnya, ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk menguranginya. Salah satu solusi efektif adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi kebisingan, baik di lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja. Penggunaan material peredam suara pada bangunan, misalnya, dapat membantu mengurangi tingkat kebisingan yang masuk ke dalam ruangan.

Di sektor transportasi, penggunaan kendaraan listrik yang lebih senyap dapat menjadi solusi untuk menekan tingkat kebisingan di perkotaan. Selain itu, perencanaan kota yang lebih baik, dengan menambah lebih banyak ruang hijau dan taman kota, dapat membantu meredam suara bising yang berasal dari jalan raya dan aktivitas manusia lainnya.

Regulasi juga memiliki peran penting dalam mengendalikan polusi suara. Pemerintah dapat menetapkan batas kebisingan di area tertentu, terutama di sekitar permukiman, sekolah, dan rumah sakit. Beberapa kota besar di dunia telah menerapkan kebijakan pembatasan penggunaan klakson kendaraan di area tertentu dan mengatur jam operasional industri atau konstruksi agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.

Di lingkungan rumah, mengurangi kebisingan bisa dimulai dengan langkah sederhana seperti menurunkan volume televisi atau musik, menggunakan headphone saat mendengarkan suara di tempat umum, dan menghindari penggunaan alat-alat yang mengeluarkan suara bising di malam hari.

Kesimpulan

Polusi suara bukanlah masalah sepele yang bisa diabaikan. Dampaknya yang luas terhadap kesehatan manusia, kehidupan satwa, dan keseimbangan ekosistem menjadikannya salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang harus mendapatkan perhatian lebih. Dengan meningkatnya aktivitas industri dan urbanisasi, tantangan dalam mengatasi polusi suara semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun