Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjamurnya Barbershop, Tukang Cukur Tradisional Tergantikan?

28 Januari 2025   18:19 Diperbarui: 28 Januari 2025   18:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potong rambut.(PEXELS/COTTONBRO)

Menjamurnya barbershop modern memang mencerminkan perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat. Namun, keberadaan mereka tidak serta-merta menghapus nilai-nilai yang dibawa oleh tukang cukur tradisional. Kedua model usaha ini memiliki kelebihan masing-masing yang dapat saling melengkapi jika dikelola dengan bijak.

Tukang cukur tradisional, dengan segala kesederhanaannya, adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya kita. Di sisi lain, barbershop modern membawa inovasi yang membuat layanan perawatan rambut menjadi lebih relevan dengan kebutuhan masa kini. Dengan mengintegrasikan tradisi dan modernitas, kita dapat menciptakan industri perawatan rambut yang inklusif, berkelanjutan, dan menghargai semua pelaku di dalamnya.

Pada akhirnya, pilihan ada di tangan konsumen. Apakah kamu lebih memilih kenyamanan dan gaya hidup yang ditawarkan oleh barbershop modern, atau kehangatan dan nilai budaya yang ada di tukang cukur tradisional? Yang jelas, keduanya tetap memiliki tempat tersendiri dalam lanskap perawatan rambut pria di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun