Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

28 Januari 2025   10:49 Diperbarui: 28 Januari 2025   10:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, rasa manis kue keranjang adalah lambang kebahagiaan. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa memulai tahun baru dengan sesuatu yang manis akan membawa keberuntungan dan kegembiraan sepanjang tahun. Itulah mengapa kue keranjang sering kali dipadukan dengan makanan manis lainnya, seperti buah-buahan dan teh bunga, untuk menciptakan suasana penuh kehangatan.

Tradisi dan Ritual Terkait Kue Keranjang

Di banyak rumah tangga Tionghoa, kue keranjang biasanya disiapkan beberapa hari sebelum perayaan Imlek dimulai. Proses pembuatannya tidak sederhana. Kue ini memerlukan adonan yang harus dikukus selama berjam-jam hingga mencapai tekstur dan rasa yang sempurna. Di masa lalu, pembuatan kue keranjang dilakukan secara kolektif, melibatkan seluruh anggota keluarga atau bahkan tetangga.

Setelah kue keranjang selesai dibuat, biasanya kue ini ditempatkan di atas meja altar bersama makanan lain sebagai persembahan kepada leluhur. Tradisi ini mencerminkan rasa hormat kepada generasi yang telah mendahului dan menjadi pengingat bahwa setiap keberhasilan yang diraih tidak terlepas dari jasa para leluhur.

Setelah perayaan, kue keranjang yang telah diberkati biasanya dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga. Memberikan kue keranjang kepada orang lain adalah bentuk berbagi keberuntungan dan kebahagiaan. Tradisi ini juga menjadi cara untuk mempererat hubungan sosial di antara masyarakat.

Modernisasi dan Tantangan dalam Melestarikan Tradisi

Seiring berkembangnya zaman, tradisi terkait kue keranjang mulai menghadapi tantangan. Banyak orang, terutama generasi muda, lebih memilih untuk membeli kue keranjang yang sudah jadi daripada membuatnya sendiri. Hal ini memang lebih praktis, tetapi secara perlahan mengikis nilai tradisional yang melekat pada proses pembuatannya.

Di sisi lain, banyak pula yang menganggap kue keranjang sebagai makanan kuno yang kurang relevan dengan gaya hidup modern. Padahal, jika kita telaah lebih jauh, tradisi ini bukan hanya soal makanan, melainkan juga tentang menjaga hubungan keluarga, menghormati leluhur, dan memperkuat identitas budaya.

Menghidupkan Kembali Makna Kue Keranjang

Untuk menjaga agar tradisi ini tetap hidup, penting bagi kita untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan mereka dalam proses pembuatan kue keranjang, sehingga mereka tidak hanya menikmati hasil akhirnya, tetapi juga merasakan kerja keras dan makna di balik tradisi ini.

Selain itu, inovasi dalam penyajian kue keranjang juga bisa menjadi cara untuk menarik minat masyarakat modern. Misalnya, dengan mengolah kue keranjang menjadi hidangan yang lebih kreatif, seperti puding kue keranjang, bolu, atau bahkan minuman manis berbahan dasar kue keranjang. Dengan demikian, tradisi ini dapat tetap relevan tanpa kehilangan esensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun