Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Ketergantungan Impor Pangan Mengancam Masa Depan Petani Indonesia?

28 Januari 2025   08:33 Diperbarui: 28 Januari 2025   08:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras. (SHUTTERSTOCK/GOLVR)

Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan suatu bangsa. Ketika mereka diabaikan, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mendukung petani lokal dan mengurangi ketergantungan impor harus menjadi prioritas bersama. Dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat kembali menjadi negara yang benar-benar "gemah ripah loh jinawi," di mana kebutuhan pangan dapat dipenuhi dari tanahnya sendiri tanpa bergantung pada negara lain.

Ketergantungan impor adalah cerminan dari masalah struktural yang memerlukan solusi holistik. Dengan memprioritaskan kedaulatan pangan, Indonesia tidak hanya melindungi petani, tetapi juga menjamin masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun