Sebagai orang tua, kamu pasti menginginkan yang terbaik untuk anakmu. Membesarkan anak tidak hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, atau pendidikan, tetapi juga tentang memberikan dukungan emosional yang tak ternilai. Salah satu bentuk dukungan emosional yang sering kali dianggap sepele adalah apresiasi. Padahal, memberi apresiasi terhadap hasil kerja anak memiliki dampak besar dalam membangun karakter mereka.
Namun, mengapa apresiasi ini begitu penting? Apakah benar bahwa sekadar kata-kata sederhana seperti "kamu hebat" atau "terima kasih" bisa memengaruhi masa depan anak? Untuk memahami pentingnya hal ini, mari kita menggali lebih dalam tentang apa itu apresiasi, bagaimana caranya memengaruhi psikologi anak, dan apa yang terjadi jika apresiasi ini tidak diberikan dengan bijak.
Apresiasi Lebih dari Sekadar Pujian
Banyak orang menganggap apresiasi sebagai pujian semata. Padahal, apresiasi lebih dari itu. Apresiasi adalah bentuk pengakuan dan penghargaan atas usaha seseorang, dalam hal ini anak, dalam mencapai sesuatu. Bentuknya tidak selalu berupa kata-kata. Senyuman, tepukan di bahu, atau sekadar mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk apresiasi.
Dalam kehidupan anak, apresiasi adalah bahan bakar utama yang mendorong mereka untuk terus mencoba dan berkembang. Ketika anak merasa dihargai atas apa yang mereka lakukan, rasa percaya diri mereka bertumbuh, dan motivasi mereka untuk menghadapi tantangan pun meningkat. Sebaliknya, anak yang jarang menerima apresiasi cenderung merasa tidak dihargai, yang pada akhirnya dapat menurunkan semangat mereka untuk berusaha.
Dampak Psikologis Apresiasi pada Anak
Dari sudut pandang psikologi, anak-anak adalah individu yang sedang dalam proses pembentukan identitas. Mereka belajar memahami dunia dan menilai diri sendiri melalui interaksi dengan lingkungan, terutama dengan orang tua. Dalam proses ini, apresiasi memainkan peran sentral.
Misalnya, ketika seorang anak menunjukkan hasil gambarnya kepada kamu, responsmu akan membentuk cara dia memandang dirinya sendiri. Jika kamu mengatakan, "Wow, gambarmu bagus sekali. Mama bangga dengan usahamu," anak akan merasa dihargai atas upaya yang telah mereka lakukan. Ini membuat mereka percaya bahwa usaha mereka berarti dan dihargai.
Sebaliknya, jika respons yang diterima anak adalah ketidakpedulian atau kritik yang tidak membangun, seperti "Ah, gambarmu belum rapi. Coba lagi," anak bisa merasa gagal dan kehilangan motivasi untuk mencoba lagi. Kondisi ini bisa berdampak jangka panjang, membuat anak takut mengambil risiko atau merasa tidak cukup baik.
Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil