Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Putu Warisan Kuliner Legendaris yang Terlupakan

25 Januari 2025   14:17 Diperbarui: 25 Januari 2025   14:17 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, kurangnya perhatian terhadap makanan tradisional juga mencerminkan lemahnya edukasi tentang pentingnya menjaga warisan budaya. Generasi muda mungkin tidak menyadari bahwa dengan mengonsumsi dan melestarikan kue putu, mereka juga berkontribusi pada pelestarian sejarah dan identitas bangsa.

Bagaimana Menghidupkan Kembali Kue Putu?

Untuk mengembalikan kejayaan kue putu, diperlukan upaya dari berbagai pihak. Pertama-tama, inovasi menjadi kunci. Salah satu cara untuk menarik minat generasi muda adalah dengan memperkenalkan kue putu dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan keaslian rasanya. Misalnya, menciptakan variasi rasa seperti cokelat, keju, atau matcha bisa menjadi langkah awal yang efektif.

Selain itu, penggunaan media sosial sebagai alat promosi juga sangat penting. Video pendek yang menunjukkan proses pembuatan kue putu, mulai dari pengisian adonan hingga desisan uap saat dimasak, dapat menarik perhatian generasi muda yang cenderung visual. Dengan cara ini, kue putu tidak hanya menjadi makanan, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan untuk dibagikan.

Dukungan pemerintah dan komunitas juga diperlukan untuk melestarikan kue putu sebagai bagian dari warisan budaya. Misalnya, festival kuliner tradisional dapat menjadi sarana untuk mengenalkan kembali kue putu kepada masyarakat luas. Pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada penjual kue putu untuk mendorong keberlanjutan usaha mereka.

Tidak kalah pentingnya adalah edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang nilai budaya yang terkandung dalam kue putu. Makanan ini bukan sekadar kudapan, tetapi juga simbol kreativitas dan kearifan lokal yang patut dihargai. Dengan memahami cerita di balik kue putu, generasi muda akan lebih mungkin untuk menghargainya sebagai bagian dari identitas mereka.

Sebuah Harapan untuk Masa Depan

Kue putu adalah contoh nyata bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini. Di setiap gigitan, ada warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, sebuah kenangan yang tersimpan dalam rasa dan aroma. Jika kue putu dibiarkan menghilang, kita bukan hanya kehilangan sebuah makanan, tetapi juga bagian dari sejarah yang menghubungkan kita dengan akar budaya.

Namun, harapan masih ada. Dengan kesadaran dan upaya bersama, kue putu bisa kembali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan makanan tradisional ini. Dengan sedikit inovasi dan promosi, kue putu dapat berdiri sejajar dengan makanan modern lainnya, bukan sebagai pesaing, tetapi sebagai pelengkap yang mengingatkan kita pada kekayaan kuliner yang dimiliki Indonesia.

Jadi, jika suatu hari kamu mendengar suara desisan khas dari pedagang kue putu, berhentilah sejenak dan nikmati momen itu. Dengan begitu, kamu tidak hanya menikmati sebuah makanan, tetapi juga ikut menjaga warisan budaya yang tak ternilai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun