Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Mengajari Anak untuk Menerima Kegagalan

24 Januari 2025   16:53 Diperbarui: 26 Januari 2025   11:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern yang dipenuhi kompetisi, setiap orang tua tentu ingin anaknya menjadi yang terbaik. Harapan ini mendorong banyak keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mengutamakan kesuksesan dan prestasi. 

Namun, ada satu hal yang kerap diabaikan dalam pola asuh, yaitu bagaimana mengajarkan anak untuk menerima kegagalan. Padahal, kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan merupakan salah satu guru terbaik yang bisa membentuk karakter kuat sejak dini.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak yang mampu menerima kegagalan dengan lapang dada memiliki peluang lebih besar untuk menjadi individu yang resilien, percaya diri, dan kreatif. 

Namun, mengapa banyak orang tua justru takut membiarkan anaknya gagal? Dan bagaimana sebenarnya kegagalan dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi perkembangan anak?

Realitas yang Harus Dihadapi Anak

Dalam hidup, tidak ada seorang pun yang selalu berhasil. Setiap orang pasti pernah menghadapi kegagalan, baik kecil maupun besar. Namun, masyarakat modern cenderung menciptakan stigma negatif terhadap kegagalan. 

Media sosial, misalnya, sering kali menampilkan pencapaian dan kesuksesan, sementara cerita tentang perjuangan dan kegagalan jarang sekali terlihat. Akibatnya, banyak anak yang tumbuh dengan pola pikir bahwa kegagalan adalah hal memalukan yang harus dihindari.

Hal ini diperparah oleh pola asuh yang overprotektif. Banyak orang tua yang merasa bahwa tugas mereka adalah melindungi anak dari setiap kemungkinan jatuh atau gagal. Ketika anak menghadapi tantangan, ada kecenderungan untuk langsung memberikan bantuan, sehingga anak tidak belajar bagaimana mengatasi masalah sendiri. Akibatnya, ketika mereka akhirnya menghadapi kegagalan di dunia nyata, mereka sering kali tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Studi dari American Psychological Association menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak pernah diajarkan bagaimana menghadapi kegagalan cenderung mengalami kecemasan berlebih, kurang percaya diri, dan lebih rentan terhadap depresi. Sebaliknya, anak yang memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar lebih mampu mengembangkan ketangguhan emosional dan mental.

Mengapa Mengajarkan Anak Menerima Kegagalan Itu Penting?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun