Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menerima Diri Sendiri Sebelum Menerima Orang Lain

23 Januari 2025   18:03 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa sulit untuk menerima seseorang apa adanya? Mungkin itu teman, pasangan, atau bahkan anggota keluarga. Sering kali, kita mengharapkan orang lain untuk berubah atau memenuhi standar tertentu agar sesuai dengan ekspektasi kita. Namun, pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri, apakah kamu sudah menerima dirimu sepenuhnya?

Menerima diri sendiri adalah perjalanan yang sering diabaikan dalam upaya kita membangun hubungan dengan orang lain. Banyak orang melompat langsung ke upaya memahami orang lain tanpa terlebih dahulu memahami dan menerima diri sendiri. Padahal, menerima diri sendiri adalah fondasi penting untuk menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis. Jika kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri, bagaimana mungkin kita bisa benar-benar memahami dan menerima orang lain?

Mengapa Menerima Diri Sendiri Begitu Penting?

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang kompleks. Kita dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, lingkungan sosial, dan harapan-harapan yang sering kali tidak realistis. Misalnya, media sosial kini menjadi salah satu faktor besar yang membentuk persepsi kita tentang diri sendiri. Gambar-gambar sempurna, cerita sukses, dan kehidupan "ideal" yang dipamerkan orang lain sering kali membuat kita merasa tidak cukup baik.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki citra diri negatif cenderung mengalami gangguan kecemasan, stres kronis, bahkan depresi. Psikolog Carl Rogers, salah satu tokoh terkemuka dalam bidang psikologi humanistik, mengungkapkan bahwa penerimaan diri adalah komponen penting dari kesehatan mental. Ketika kamu menerima dirimu apa adanya, kamu memberikan ruang bagi diri untuk tumbuh tanpa terus-menerus terbebani oleh rasa tidak percaya diri atau perasaan tidak cukup baik.

Tantangan dalam Menerima Diri Sendiri

Menerima diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Ada banyak faktor yang dapat membuat seseorang sulit menerima dirinya sendiri, seperti trauma masa lalu, tekanan sosial, atau bahkan pola asuh di masa kecil.

Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan di mana kesempurnaan selalu menjadi tuntutan mungkin akan merasa bahwa dirinya tidak pernah cukup baik. Ia akan terus mengejar validasi dari orang lain untuk merasa dihargai, tetapi tetap merasa hampa karena tidak ada penghargaan yang datang dari dalam dirinya sendiri.

Hal lain yang juga menjadi hambatan adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Dalam masyarakat yang kompetitif, kita sering kali mengukur nilai diri berdasarkan pencapaian orang lain. Ketika orang lain terlihat lebih sukses, lebih cantik, atau lebih bahagia, kita merasa kecil dan tidak berarti. Padahal, membandingkan diri dengan orang lain adalah perangkap yang tidak ada ujungnya.

Selain itu, budaya perfeksionisme juga menjadi musuh utama penerimaan diri. Perfeksionisme membuat kita menetapkan standar yang tidak realistis untuk diri sendiri, sehingga ketika gagal mencapainya, kita merasa kecewa dan tidak berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun