Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menilik Program Makan Bergizi Gratis di 100 Hari Kepemimpinan Prabowo-Gibran

23 Januari 2025   09:38 Diperbarui: 23 Januari 2025   09:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Gibran (Tangkapan layar kanal YouTube Kompas TV)

Minimnya Edukasi Gizi

Selain tantangan teknis, persoalan lain yang tidak kalah penting adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Dalam beberapa kasus, masyarakat yang menerima bantuan makanan bergizi gratis justru tidak memahami nilai penting dari makanan tersebut. Kebiasaan lama, seperti mengandalkan makanan instan yang mudah didapat tetapi miskin gizi, masih menjadi pilihan utama.

Program makan bergizi gratis seharusnya tidak hanya berhenti pada penyediaan makanan, tetapi juga mencakup kampanye edukasi yang menyeluruh. Misalnya, mengajarkan masyarakat tentang cara memasak yang sehat, memilih bahan makanan bergizi, dan memahami kebutuhan gizi harian mereka.

Namun, hingga saat ini, program edukasi ini belum terlihat masif. Kampanye yang ada lebih banyak dilakukan di media sosial, yang tidak selalu dapat menjangkau masyarakat di pedesaan atau wilayah terpencil.

Transparansi dan Keberlanjutan

Sebagai program yang menyedot anggaran besar, makan bergizi gratis mendapat sorotan tajam terkait transparansi pengelolaan dana. Beberapa lembaga swadaya masyarakat, seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), menyebutkan bahwa laporan penggunaan anggaran program ini belum sepenuhnya terbuka untuk publik. Ketiadaan laporan yang transparan berisiko menimbulkan kecurigaan, terutama jika program ini tidak menunjukkan dampak yang signifikan dalam waktu dekat.

Selain transparansi, keberlanjutan program ini juga menjadi tanda tanya besar. Pemerintah mungkin mampu menyediakan makan bergizi gratis untuk jangka pendek, tetapi bagaimana jika anggaran ini habis? Apakah masyarakat akan kembali ke pola makan lama yang tidak sehat?

Keberlanjutan program ini membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif. Pemerintah perlu memanfaatkan program ini sebagai langkah awal untuk membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam menciptakan pola hidup sehat.

Langkah-langkah Perbaikan yang Diperlukan

Untuk memastikan bahwa program makan bergizi gratis dapat berjalan sesuai tujuan, ada beberapa langkah yang perlu segera dilakukan pemerintah:

  1. Pemetaan Kebutuhan Daerah
    Tidak semua daerah memiliki kebutuhan yang sama. Pemerintah perlu memetakan wilayah prioritas yang membutuhkan intervensi mendesak, seperti daerah dengan angka stunting dan gizi buruk yang tinggi.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
    Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun