Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pentingnya Pengembangan Industri Pengelolaan Ikan Berkelanjutan

22 Januari 2025   15:07 Diperbarui: 22 Januari 2025   16:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses pengeringan ikan sebagai pengolahan bahan pangan setengah jadi. (Kompas.com/Rahma Atillah )

Indonesia, dengan garis pantai yang membentang sepanjang lebih dari 81.000 kilometer, memiliki potensi kelautan yang luar biasa. Sumber daya laut yang melimpah ini tidak hanya menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat pesisir tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, di balik potensi besar itu, muncul tantangan yang tidak bisa diabaikan: keberlanjutan sumber daya ikan.

Industri pengolahan ikan, yang menjadi mata rantai penting dalam pemanfaatan hasil laut, berada di persimpangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. 

Dalam konteks inilah pengembangan industri pengolahan ikan yang berkelanjutan menjadi isu yang sangat relevan. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan solusi atas berbagai permasalahan lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam pasar global yang semakin peduli pada prinsip keberlanjutan.

Gambaran Tantangan dalam Industri Pengolahan Ikan

Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia, industri pengolahannya masih menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu yang paling mendasar adalah praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Overfishing, penggunaan alat tangkap destruktif seperti pukat harimau, serta penangkapan ikan secara ilegal telah menyebabkan degradasi ekosistem laut.

Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO), lebih dari 30 persen stok ikan global telah dieksploitasi secara berlebihan. Di Indonesia, kondisi ini diperparah dengan kurangnya pengawasan terhadap kegiatan penangkapan ikan di laut lepas. Jika dibiarkan, situasi ini tidak hanya mengancam keberlanjutan stok ikan, tetapi juga kehidupan jutaan nelayan yang bergantung pada hasil tangkapan mereka.

Selain itu, limbah dari aktivitas pengolahan ikan sering kali menjadi masalah yang kurang mendapat perhatian. Limbah organik, seperti sisa ikan yang tidak terpakai, jika tidak dikelola dengan baik dapat mencemari perairan sekitar. Begitu pula dengan limbah plastik yang berasal dari pengemasan hasil pengolahan ikan, yang dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah minimnya nilai tambah yang dihasilkan dari industri pengolahan ikan di Indonesia. Banyak hasil laut yang diekspor dalam bentuk mentah, sehingga nilai ekonominya lebih rendah dibandingkan produk olahan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.

Mengapa Pendekatan Berkelanjutan Menjadi Solusi Utama?

Keberlanjutan dalam konteks industri pengolahan ikan berarti memastikan bahwa setiap tahap dalam rantai nilai, mulai dari penangkapan hingga pengolahan dan distribusi, dilakukan dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Pendekatan ini penting bukan hanya untuk menjaga ekosistem laut, tetapi juga untuk memastikan industri ini tetap relevan dan kompetitif di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun