Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Realitas Modern dimana Kita Sudah Kecanduan Gadget

21 Januari 2025   10:56 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bermain Gadget.Pixabay.com/StockSnap 

Hubungan sosial pun tak luput dari dampaknya. Alih-alih mempererat hubungan, penggunaan gadget yang berlebihan justru membuat kita lebih terisolasi. Misalnya, di meja makan, anggota keluarga mungkin sibuk dengan ponselnya masing-masing, sehingga percakapan yang bermakna menjadi jarang terjadi.

 Statistik yang Mengkhawatirkan

Berbagai penelitian telah menunjukkan betapa seriusnya masalah kecanduan gadget. Sebuah studi yang dilakukan oleh We Are Social pada tahun 2023 menemukan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 8 jam sehari menggunakan internet melalui perangkat mereka. Angka ini jauh di atas rata-rata global, yang menunjukkan bahwa masyarakat kita memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap gadget.

Penelitian lain dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental, terutama pada remaja. Mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan dibandingkan mereka yang menggunakan media sosial dengan bijak.

Mengapa Kita Harus Khawatir?

Kecanduan gadget bukan sekadar masalah individu; ini adalah fenomena sosial yang memiliki dampak jangka panjang. Jika dibiarkan, generasi masa depan akan tumbuh dengan kemampuan sosial yang lemah, kurangnya empati, dan ketergantungan yang semakin besar pada teknologi. Selain itu, fokus yang berlebihan pada gadget dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk berpikir atau berkarya justru dihabiskan untuk scroll tanpa tujuan.

Dari perspektif kesehatan, kecanduan gadget dapat memicu masalah kronis seperti obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik. Begitu pula dengan kesehatan mental yang terus memburuk karena tekanan sosial yang diperkuat oleh dunia maya.

Bagaimana Mengatasi Masalah Ini?

Langkah pertama untuk mengatasi kecanduan gadget adalah dengan menyadari bahwa masalah ini nyata dan serius. Kesadaran diri adalah kunci utama untuk melakukan perubahan. Setelah itu, penting untuk mengambil langkah-langkah konkret, seperti membatasi waktu penggunaan gadget, memprioritaskan aktivitas yang tidak melibatkan layar, dan menciptakan ruang untuk berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar.

Pendidikan juga memegang peranan penting. Anak-anak dan remaja perlu diajarkan tentang penggunaan teknologi yang sehat sejak dini. Orang tua harus memberikan contoh dengan mengurangi waktu mereka sendiri di depan layar dan lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak.

Dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan juga diperlukan untuk mengedukasi masyarakat tentang risiko kecanduan gadget. Kampanye kesadaran, penyediaan ruang publik bebas gadget, dan pembatasan akses ke konten yang merugikan dapat membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun