Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masalah Pungli di Tempat Pariwisata Sumut Butuh Perhatian Khusus

19 Januari 2025   09:56 Diperbarui: 19 Januari 2025   09:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak ketiga adalah tercemarnya citra Sumatera Utara di tingkat nasional dan internasional. Sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia, Sumatera Utara memiliki tanggung jawab untuk menjaga reputasi pariwisatanya. Jika masalah pungli dibiarkan berlarut-larut, citra daerah ini sebagai tujuan wisata yang aman dan nyaman akan sulit dipertahankan.

Upaya Penanganan Pungli

Mengatasi pungli di tempat wisata Sumatera Utara memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah daerah memegang peran penting dalam hal ini, tetapi keberhasilan penanganan pungli juga sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat dan para pelaku usaha wisata.

Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah memperkuat regulasi terkait pengelolaan destinasi wisata. Pemerintah daerah harus menetapkan aturan yang jelas dan transparan terkait tarif parkir, biaya masuk, dan layanan lainnya di lokasi wisata. Selain itu, diperlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa aturan tersebut dipatuhi oleh semua pihak.

Dalam beberapa kasus, teknologi dapat menjadi solusi untuk mengatasi pungli. Sebagai contoh, pengelolaan parkir dan tiket masuk tempat wisata bisa menggunakan sistem berbasis digital yang mencatat semua transaksi secara otomatis. Dengan cara ini, wisatawan tidak perlu lagi khawatir akan pungutan tambahan yang tidak resmi.

Namun, regulasi dan teknologi saja tidak cukup. Edukasi kepada masyarakat lokal juga menjadi elemen penting dalam upaya pemberantasan pungli. Masyarakat sekitar tempat wisata perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kepercayaan wisatawan dan bagaimana praktik pungli dapat merugikan mereka sendiri dalam jangka panjang.

Selain itu, pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata harus aktif melakukan kampanye untuk mempromosikan citra pariwisata yang bersih dan profesional. Kampanye semacam ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan, tetapi juga untuk mengedukasi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pariwisata.

Belajar dari Destinasi Lain

Untuk mengatasi masalah pungli, Sumatera Utara bisa belajar dari destinasi wisata lain yang berhasil mengelola tantangan serupa. Sebagai contoh, Bali telah menerapkan beberapa langkah efektif untuk mengurangi pungli di tempat-tempat wisata. Salah satunya adalah dengan membentuk satuan tugas khusus yang bertugas memantau dan menindak tegas oknum yang melakukan pungli.

Selain itu, Bali juga telah mengadopsi sistem digital untuk pengelolaan tiket masuk di beberapa lokasi wisata. Dengan sistem ini, wisatawan dapat membeli tiket secara online, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pungli di lapangan.

Langkah-langkah seperti ini dapat diadaptasi dan diterapkan di Sumatera Utara, dengan penyesuaian sesuai dengan kondisi lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun