Dampak ketiga adalah tercemarnya citra Sumatera Utara di tingkat nasional dan internasional. Sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia, Sumatera Utara memiliki tanggung jawab untuk menjaga reputasi pariwisatanya. Jika masalah pungli dibiarkan berlarut-larut, citra daerah ini sebagai tujuan wisata yang aman dan nyaman akan sulit dipertahankan.
Upaya Penanganan Pungli
Mengatasi pungli di tempat wisata Sumatera Utara memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah daerah memegang peran penting dalam hal ini, tetapi keberhasilan penanganan pungli juga sangat bergantung pada partisipasi aktif dari masyarakat dan para pelaku usaha wisata.
Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah memperkuat regulasi terkait pengelolaan destinasi wisata. Pemerintah daerah harus menetapkan aturan yang jelas dan transparan terkait tarif parkir, biaya masuk, dan layanan lainnya di lokasi wisata. Selain itu, diperlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa aturan tersebut dipatuhi oleh semua pihak.
Dalam beberapa kasus, teknologi dapat menjadi solusi untuk mengatasi pungli. Sebagai contoh, pengelolaan parkir dan tiket masuk tempat wisata bisa menggunakan sistem berbasis digital yang mencatat semua transaksi secara otomatis. Dengan cara ini, wisatawan tidak perlu lagi khawatir akan pungutan tambahan yang tidak resmi.
Namun, regulasi dan teknologi saja tidak cukup. Edukasi kepada masyarakat lokal juga menjadi elemen penting dalam upaya pemberantasan pungli. Masyarakat sekitar tempat wisata perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kepercayaan wisatawan dan bagaimana praktik pungli dapat merugikan mereka sendiri dalam jangka panjang.
Selain itu, pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata harus aktif melakukan kampanye untuk mempromosikan citra pariwisata yang bersih dan profesional. Kampanye semacam ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan, tetapi juga untuk mengedukasi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pariwisata.
Belajar dari Destinasi Lain
Untuk mengatasi masalah pungli, Sumatera Utara bisa belajar dari destinasi wisata lain yang berhasil mengelola tantangan serupa. Sebagai contoh, Bali telah menerapkan beberapa langkah efektif untuk mengurangi pungli di tempat-tempat wisata. Salah satunya adalah dengan membentuk satuan tugas khusus yang bertugas memantau dan menindak tegas oknum yang melakukan pungli.
Selain itu, Bali juga telah mengadopsi sistem digital untuk pengelolaan tiket masuk di beberapa lokasi wisata. Dengan sistem ini, wisatawan dapat membeli tiket secara online, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pungli di lapangan.
Langkah-langkah seperti ini dapat diadaptasi dan diterapkan di Sumatera Utara, dengan penyesuaian sesuai dengan kondisi lokal.