Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masalah Krisis Transportasi Umum di Medan yang Tak Kunjung Usai

18 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:40 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Trans Metro Deli (Tribun-Medan.com/Rechtin Hani Ritonga)

Medan, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki daya tarik tersendiri dalam berbagai aspek. Kota ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi Sumatera Utara, tetapi juga pusat kebudayaan, pendidikan, dan pariwisata. Sayangnya, pesatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi di Medan tidak diiringi dengan pengelolaan transportasi umum yang memadai. Akibatnya, transportasi umum di Medan berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan menjadi salah satu isu yang paling mendesak untuk diselesaikan.

Ketika berbicara tentang transportasi umum di Medan, kita tidak bisa melepaskan pandangan dari berbagai persoalan yang menghambat mobilitas warganya. Ketidakpastian jadwal keberangkatan, kondisi kendaraan yang tidak layak, serta minimnya perhatian terhadap kenyamanan dan keamanan penumpang menjadi bukti nyata bahwa sektor ini berada dalam krisis. Situasi ini tidak hanya memengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat, tetapi juga berdampak negatif pada perkembangan kota secara keseluruhan.

Gambaran Suram Transportasi Umum di Medan

Transportasi umum di Medan masih didominasi oleh moda transportasi tradisional seperti angkutan kota (angkot), becak bermotor, dan bus antarkota walaupun Pemkot medan sudah memberikan Bus Transdeli namun armadanya belum mencukupi. Disamping itu sering kali beroperasi tanpa jadwal yang pasti. Penumpang harus menunggu dalam ketidakpastian, sering kali di tepi jalan tanpa fasilitas halte yang memadai.

Selain itu, angkot yang digunakan juga kondisinya memprihatinkan dan sering ugal-ugalan di jalan. Banyak kendaraan yang sudah tua, tidak terawat, dan tidak dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti ventilasi yang baik. Hal ini membuat perjalanan menjadi tidak nyaman, terutama saat cuaca panas atau hujan. Tidak jarang pula, angkot berhenti sembarangan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, sehingga menyebabkan kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Masalah serupa juga terjadi pada becak bermotor, yang masih menjadi salah satu moda transportasi utama di Medan. Meski memiliki daya tarik budaya, becak bermotor sering kali dianggap kurang aman. Tidak ada standar keselamatan yang diterapkan, dan pengemudinya kerap melanggar aturan lalu lintas demi mencari penumpang.

Lebih jauh lagi, ketiadaan integrasi antar moda transportasi membuat perjalanan di Medan menjadi tidak efisien. Penumpang harus berganti kendaraan beberapa kali untuk mencapai tujuan, yang tidak hanya memakan waktu tetapi juga biaya. Kondisi ini membuat transportasi umum di Medan semakin ditinggalkan oleh masyarakat yang mampu membeli kendaraan pribadi, sehingga menambah tekanan pada lalu lintas jalan raya.

Dampak Krisis Transportasi Umum

Krisis transportasi umum di Medan memiliki dampak luas yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kemacetan lalu lintas, misalnya, menjadi masalah yang semakin parah dari tahun ke tahun. Jalan-jalan utama di Medan seperti Jalan Gatot Subroto, Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan Brigjen Katamso hampir selalu dipadati kendaraan, terutama pada jam-jam sibuk. Kemacetan ini tidak hanya membuat perjalanan menjadi lebih lama, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar akibat penurunan produktivitas.

Selain itu, kondisi ini berdampak negatif pada lingkungan. Polusi udara di Medan meningkat akibat emisi gas buang dari kendaraan pribadi yang mendominasi jalan raya. Data dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kota-kota dengan sistem transportasi umum yang buruk cenderung memiliki tingkat polusi yang lebih tinggi, dan Medan tidak terkecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun