Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa itu Quarter Life Crisis dan Mengapa Bisa Terjadi?

16 Januari 2025   19:27 Diperbarui: 16 Januari 2025   19:27 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quarter life crisis adalah masalah yang kerap ditemui oleh milenial.(Freepik/pressfoto)

Selain itu, perubahan transisi dari masa remaja menuju dewasa adalah momen yang penuh tantangan. Banyak orang merasa tidak siap menghadapi kenyataan kehidupan dewasa, seperti menghadapi tanggung jawab finansial, tekanan pekerjaan, atau kebutuhan untuk membuat keputusan besar. Ketidaksiapan ini sering kali membuat individu merasa kewalahan dan cemas.

Konsekuensi Quarter Life Crisis

Quarter life crisis bukan hanya berdampak pada kondisi emosional seseorang, tetapi juga bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Beberapa studi menunjukkan bahwa QLC dapat memicu stres kronis, kecemasan, hingga depresi. Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi hubungan interpersonal, karena individu yang sedang berada dalam krisis cenderung menarik diri atau menjadi lebih sensitif terhadap kritik dari orang lain.

Tidak jarang pula QLC berdampak pada performa kerja. Rasa tidak puas dengan pekerjaan atau ketidakjelasan arah karier dapat membuat seseorang kehilangan motivasi. Mereka mungkin merasa bahwa pekerjaan yang dijalani tidak relevan dengan minat atau tujuan hidup mereka.

Dalam beberapa kasus, quarter life crisis bahkan dapat menyebabkan keputusan impulsif, seperti berhenti dari pekerjaan tanpa rencana jelas, mengakhiri hubungan secara tiba-tiba, atau melakukan perubahan drastis dalam hidup. Keputusan semacam ini sering kali diambil tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, sehingga malah memperburuk situasi.

Cara Memahami Quarter Life Crisis secara Mendalam

Quarter life crisis sebenarnya adalah respons alami terhadap tekanan hidup dan transisi menuju kedewasaan. Meski sering kali terasa menyakitkan, fase ini bisa menjadi momen penting untuk refleksi diri dan pertumbuhan. Untuk memahami QLC dengan lebih baik, penting untuk melihatnya dari perspektif yang lebih luas.

QLC bukanlah tanda kelemahan atau ketidakmampuan. Sebaliknya, ini adalah sinyal bahwa kamu sedang mencoba mencari makna hidup yang lebih dalam. Ketidakpuasan dan kecemasan yang kamu rasakan adalah bagian dari proses untuk mengenal diri sendiri dan menemukan apa yang benar-benar penting bagi dirimu.

Menurut psikolog Erik Erikson, usia dewasa muda adalah tahap di mana seseorang berusaha membangun identitas dan intimasi. Ini berarti, wajar jika kamu merasa ragu atau bingung tentang siapa dirimu dan apa yang kamu inginkan. Namun, alih-alih melihat keraguan ini sebagai hambatan, cobalah untuk melihatnya sebagai peluang untuk mengeksplorasi pilihan hidup yang berbeda.

Bagaimana Mengatasi Quarter Life Crisis?

Mengatasi quarter life crisis bukanlah proses yang instan, tetapi membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten. Langkah pertama yang perlu diambil adalah menerima bahwa perasaan bingung atau cemas yang kamu alami adalah hal yang wajar. Jangan merasa malu atau bersalah karena berada dalam fase ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun