Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keluarga Sebagai Pilar Utama Kesehatan Mental Gen Z

14 Januari 2025   19:04 Diperbarui: 14 Januari 2025   17:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan Emosional dan Komunikasi Terbuka

Salah satu cara keluarga dapat berkontribusi dalam menjaga kesehatan mental Gen Z adalah melalui dukungan emosional. Dukungan ini tidak hanya berarti memberikan kata-kata penyemangat, tetapi juga mencakup kehadiran secara fisik dan emosional. Mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan pelukan hangat, atau sekadar menghabiskan waktu bersama adalah bentuk sederhana dari dukungan emosional yang memiliki dampak besar.

Selain itu, komunikasi terbuka menjadi kunci dalam hubungan keluarga yang sehat. Gen Z sering kali merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan mereka, terutama jika mereka khawatir akan dihakimi atau tidak dimengerti. Di sinilah keluarga perlu menciptakan suasana yang nyaman untuk berdialog.

Misalnya, orang tua dapat memulai percakapan dengan pertanyaan sederhana seperti, "Bagaimana harimu?" atau "Ada hal yang ingin kamu ceritakan?". Pertanyaan ini menunjukkan bahwa kamu peduli dan siap mendengarkan. Ketika seorang anak merasa didengar, mereka akan lebih cenderung membuka diri dan membagikan masalah yang mereka hadapi.

Mengatasi Stigma Kesehatan Mental dalam Keluarga

Sayangnya, stigma terhadap kesehatan mental masih menjadi hambatan besar dalam banyak keluarga. Di beberapa budaya, masalah kesehatan mental sering kali dianggap sebagai kelemahan atau bahkan tabu untuk dibicarakan. Padahal, sikap seperti ini justru dapat memperburuk kondisi mental seseorang.

Keluarga perlu memahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sama seperti seseorang membutuhkan dokter untuk mengobati penyakit fisik, seseorang juga membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi masalah mental. Dengan mendukung anak untuk mencari bantuan jika diperlukan, keluarga menunjukkan bahwa mereka peduli dan menghargai kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Tantangan Global dan Dampaknya terhadap Gen Z

Selain tekanan dari media sosial dan ekspektasi masyarakat, Gen Z juga menghadapi tantangan global yang memengaruhi kesehatan mental mereka. Pandemi COVID-19, misalnya, telah membawa dampak besar bagi banyak anak muda. Isolasi sosial, kehilangan anggota keluarga, dan ketidakpastian tentang masa depan telah meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi di kalangan Gen Z.

Dalam situasi seperti ini, peran keluarga menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Keluarga yang mampu menciptakan suasana rumah yang hangat dan mendukung dapat membantu mengurangi dampak negatif dari krisis global. Misalnya, dengan melakukan aktivitas bersama seperti memasak, bermain, atau berdiskusi, keluarga dapat mempererat hubungan dan memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian.

Keluarga sebagai Pilar Ketahanan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun